Terapi Virtual Reality Ini Diklaim Sembuhkan Korban Trauma
- www.pixabay.com/Pexels
VIVA.co.id – Teknologi realitas maya atau virtual reality sudah makin luas dimanfaatkan. Teknologi tersebut bahkan dipakai sebagai media terapi trauma dari korban kecelakaan di jalan.
Psikolog di Colorado, Amerika Serikat, Dawn Jewell, memanfaatkan teknologi realitas maya itu untuk menyembuhkan trauma pasiennya dari kecelakaan mobil.
Dikutip dari Seattle Times, Senin 7 Agustus 2017, Jewell menggunakan terapi paparan dengan teknologi realitas maya untuk memandu emosi sang pasien saat menjelajahi perempatan. Pasiennya usai kecelakaan merasa takut saat dibawa ke jalan raya.
Untuk itu, Jewell mengajak sang pasien menyusuri perempatan dan jalanan secara virtual dengan teknologi tersebut, tak hadir secara fisik di jalanan. Dalam menjalankan terapi itu, Jewell menggunakan perangkat kepala buatan Google, Daydream View.
Jewell merupakan pakar yang menguji layanan baru dari perusahaan rintisan Limbix. Perusahaan ini menawarkan terapi paparan.
"Terapi teknologi ini memaparkan pasien dengan rasa yang aman. Kita bisa pergi ke lokasi bersama dan pasien bisa menceritakan apa yang mereka rasakan dan pikirkan," ujar Jewell.
Terapi Limbix juga menyediakan terapi untuk klien yang merasa takut dengan gedung pencakar langit. Perangkat virtual reality dimanfaatkan agar pasien bisa menjelajahi puncak gedung pencakar langit. Terapi ini disebut juga bisa mengatasi pasien yang kecanduan alkohol dengan menjelajahi bar secara virtual bagi pasien yang bersangkutan.
Teknologi terapi ini juga efektif untuk mengatasi gangguan stres traumatik bagi kalangan veteran. Terapi ini mengambil manfaat dengan 'memaksa' pasien menghadapi trauma masa lalu mereka.
Startup Limbix sudah lama menyiapkan layanan terapi ini cukup lama. Penggagas layanan ini, Chief Executive Officer dan co founder Limbix, Benjamin Lewis sebelumnya telah bekerja pada divisi realitas maya di Google dan Facebook.
Meski perangkat keras dan lunak realitas maya terbilang masih baru, Limbix mengaku sudah membangun terapi realitas maya ini sejak lama. Startup tersebut sudah dua dekade penelitian dan menguji klinis seputar realitas maya serta terapi paparan.
Pada pertengahan 1980-an, uji klinis menunjukkan teknologi semacam realitas maya bisa membantu mengobati fobia dan gangguan lainnya misalnya gangguan stres paska trauma. (art)