8 Cara Cegah Ransomware dan Serangan Hacker
VIVA.co.id – Serangan ransomware WannaCry cukup memberikan peringatan yang cukup besar bagi seluruh industri yang mulai mengandalkan teknologi informasi sebagai infrastruktur vital. Oleh karena itu, kesadaran untuk keamanan siber pun mulai digalakkan.
Kesadaran keamanan ini ternyata tidak hanya berlaku pada perusahaan, tapi juga organisasi nirlaba, institusi pemerintahan, hingga regulator. Risiko ancaman siber ini harus ditanggapi dengan serius dan regulator diminta untuk secara aktif dan berkala mengingatkan pentingnya kerahasiaan data pelanggan di semua jenis industri.
Hal ini diungkap oleh perusahaan akuntan dan konsultan terintegrasi, RSM Indonesia. Menurut mereka, ada dua jenis organisasi yang berisiko terkena serangan siber, yakni organisasi yang sudah terkena serangan siber dan yang akan terkena.
"Pentingnya menjaga keamanan sistem TI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen risiko. Risiko siber ini tidak pandang bulu, bahkan banyak web yang menjual ransomware secara bebas," ujar Angela Simatupang, mitra di RSM Indonesia, dalam keterangan resminya, Kamis, 17 Mei 2017.
Angela pun membeberkan delapan cara bagi para pelaku TI untuk melindungi aset mereka dari ransomware atau jenis keamanan lain.
1. Perbaharui software karena yang terbaru biasanya mencakup security patches.
2. Beri pemahaman secara berkala ke karyawan mengenai risiko siber dan cara melindunginya.
3. Gunakan kunci password yang kuat untuk semua aplikasi tanpa kecuali.
4. Gunakan selalu antivirus, firewall, pendeteksi serangan yang terbaru.
5. Jangan meng-klik tautan web (URL) tak dikenal yang diperoleh dari email atau SMS.
6. Smartphone dan tablet pun rentan serangan, perlakukan sebagaimana komputer.
7. Pastikan bahwa dokumen yang disimpan dalam komputer disimpan di media lain (back-up) secara berkala dan pelaksanaan back-up andal.
8. Mintalah bantuan profesional dari pihak eksternal untuk membantu penguatan keamanan jaringan dan sistem.