Ini Isi Cuitan Karyawan BUMN yang Hina Gus Mus
- Antara/ Dodo Karundeng
VIVA.co.id – Hanya karena satu cuitan, pria bernama Pandu Wijaya, menjadi bulan-bulanan netizen. Pasalnya, cuitan itu cukup kasar dan ditujukan kepada kyai dan ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang dihormati, Mustofa Bisri atau Gusmus.
Awalnya, Gusmus hanya ingin mengutarakan pendapatnya di akun resmi Twitternya. Ulama besar NU dengan follower sebanyak 784 ribu di Twitter itu mengomentari perihal rencana salat Jumat di jalanan yang rencananya akan dilakukan saat demo besar nanti.
"Aku dengar di Ibu Kota akan ada Jumatan di jalan raya. Mudah-mudahan tidak benar. Kalau benar, wah dalam sejarah Islam, sejak zaman Rasulullah SAW, baru kali ini ada bid'ah sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran," tulis Gusmus dalam serangkaian tweetnya yang diposting 23 November lalu.
Gusmus mengaku tidak memiliki kepentingan politik apapun dalam komentar yang dicuitkannya. Namun dia merasa hal itu tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Banyak netizen yang menanggapi hal ini. Namun salah satu tanggapan yang sangat kentara adalah milik Pandu Wijaya.
Pandu berkomentar jika tidak masalah ingin melakukan salat Jumat dimana pun, baik di aspal maupun di padang pasir. Pasalnya, saat zaman Nabi pun kondisinya belum ada aspal.
"Dulu gak ada aspal, Gus. Di Padang pasir. Wahyu pertama tentang salat Jumat juga saat Rasulullah hijrah ke Madinah. Bid'ah Ndasmu!" cuit Pandu.
Rupanya, kalimat terakhir inilah yang dianggap menghina Gusmus. Netizen langsung bereaksi, sampai mencari identitas Pandu Wijaya. Yang belakangan diketahui menjabat sebagai Quantity Surveyor di PT Adhi Karya.
Akun Twitter Pandu saat ini telah diproteksi.