Adopsi Chatbot, Line Harap Revenue Naik 20 Persen

Aplikasi pesan instan Line.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Layanan pesanan instant, Line, tengah mempersiapkan diri untuk menyematkan teknologi kecerdasan buatan melalui chatbot pada platformnya. Teknologi tersebut akan berdampak pada pendapatan perusahaan sebesar 20 persen.

Hal itu diungkapkan Managing Director Line Indonesia, Ongki Kurniawan, yang mengutip data McKinsey bahwa perusahaan yang memanfaatkan chatbot untuk keperluan costumer service akan untung.

“Revenue bisa naik 20 persen dan cost yang dikeluarkan perusahaan untuk costumer service dapat berkurang,” ucap Ongki ditemui di acara Internet Expo & Summit, Balai Kartini, Jakarta, Kamis, 24 November 2016.

Managing Director Line Indonesia, Ongki Kurniawan

Line pun tergerak menyematkan teknologi kecerdasan buatan untuk keperluan chat ini di platformnya, yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna. Chatbot ini ditujukan kepada perusahaan yang mengandalkan layanan pelanggan dan konsumen dengan jumlah besar.

“Chatbot ini untuk perusahaan yang jumlah konsumennya banyak. Sekarang kita baru tes mengenai gaya bahasa, kosa kata, sampai respons. Jangan sampai nanti pakai chatbot responsnya lambat,” ucapnya.

Sampai saat ini, Line sudah menyediakan chatbot untuk korporasi ini di Jepang dan Taiwan. Sementara, Thailand dan Indonesia merupakan negara selanjutnya untuk menyematkan teknologi chatbot.

Walau masih dalam pengujian, Ongki mengklaim bahwa sudah ada perusahaan dalam kategori bank dan transportasi yang ingin menggunakan chatbot tersebut.

“Sekarang kita lagi tes. Namanya belum bisa kita sebutkan. Kita harapkan chatbot tersebut sudah bisa diluncurkan awal tahun depan, ya kuartal satu,” kata Ongki.