Ingin Terapkan Smart City? Hubungi XL

Ruagan Jakarta Smart City/Ilustrasi.
Sumber :
  • ANTARA/Widodo S Jusuf

VIVA.co.id – PT XL Axiata Tbk (XL) membuka pintu lebar-lebar bagi kota yang ingin mengadopsi konsep smart city atau kota pintar di wilayahnya. Sebab, berdasarkan pengalaman XL, tak semua kota sudah siap berubah wujud menjadi kota pintar meski era sudah semakin modern.

Head of Internet of Things XL Axiata, Arifa Febriyanti, mengatakan bahwa saat ini pihaknya tinggal memilih kota yang tepat untuk diberikan solusi yang ditawarkan olehnya. Namun, tidak semua kota dapat dengan mudah mengadopsi konsep kota pintar, tanpa ada persiapan dari kota itu sendiri.

"Permasalahan di setiap kota masing-masing itu beda-beda. Ada yang butuh solusi untuk keamanan, sampah, atau transportasi. Jadi, kita akan implementasikan solusi di kota yang sesuai dengan kebutuhan, maka kita akses," ucap Arifa ditemui usai acara konferensi pers Grand Final Smart Digitizing Competition di Balai Kota, Jakarta, Selasa, 15 November 2016.

Arifa menceritakan bila tak ada pemahaman yang sama antara operator yang menawarkan solusi di suatu kota dengan pemerintah daerah tersebut, maka solusi yang diberikan operator akan terasa tidak ada manfaatnya lagi.

Hal itu menjadi kendala, penerimaan solusi yang tidak disiapkan secara matang dari daerah yang ingin merubah kotanya yang penuh masalah dapat teratasi melalui sentuhan digital.

"Satu kota, satu pemerintahan, satu masyarakat, siap dan mau berkomitmen itu yang paling penting bahwa seperti solusi sampah kan itu bagus untuk perkotaan," ucapnya.

Disebutkan Arifa bahwa solusi untuk pencapaian kota pintar yang dibidik oleh XL bukanlah kota besar, seperti Jakarta, Bandung, ataupun Surabaya. Melainkan, XL yang tengah memetakan kota dan mematangkan solusinya ini, mencari kota kedua yang mau mengadopsi jadi bagian dari kota pintar.

"Sebetulnya kita membuka kepada daerah tingkat dua, bukan kota besar. Kita sedang dalam list, tapi tidak bisa ungkapkan sekarang. Kebanyakan yang membutuhkan solusi itu kota yang lebih kecil daripada Jakarta ini. Secara performa jaringan kita tidak ada masalah, kota-kota di luar Pulau Jawa juga bisa menerapkan solusi untuk kota pintar," tutur perempuan berkerudung ini.