Opera: Kami Tidak Menyelidiki Aplikasi e-Commerce
- VIVAnews
VIVA.co.id – Riset yang dilakukan Opera terkait dengan platform belanja online yang kerap mengirimkan sistem pelacakan sampai membocorkan data pengguna ditanggapi serius oleh banyak e-commerce. Menanggapi hal ini, Opera mengaku jika mereka hanya ingin memberikan pemahaman agar masyarakat sadar akan keamanan privasi online.
Hal ini disampaikan oleh Head of Public Relation Opera Software, Peko Wan, dalam keterangan resminya kepada VIVA.co.id, Kamis, 3 November 2016. Menurut Wan, studi ini dilakukan dengan menyalakan mode privasi di Opera Max 2.2 yang bisa diunduh di Playstore.
"Hasil uji coba kami dapat menunjukkan berapa banyak pelacak yang terdeteksi oleh mekanisme blocking dan mengkategorikannya menjadi 3 kategori risiko, rendah, menengah dan tinggi," ujar Wan.
Dijelaskannya, mekanisme blocking ini didukung oleh daftar dari EasyPrivacy filter, sebuah platform open source yang digunakan juga oleh layanan pemblokir iklan lainnya. Namun demikian, kata dia, hanya aplikasi bersangkutan yang mengetahui secara pasti informasi apa sajakah yang dikumpulkan melalui pelacak dan dapat memberikan keterangan lebih lanjut tentang hal ini.
Mode privasi pada Opera Max, menurut Wan, dapat memberitahukan pengguna jika sebuah aplikasi mengirimkan pelacak, dan jika pengguna terhubung melalui jaringan yang tidak sepenuhnya terenkripsi. Pada dasarnya, mode privasi ini berfungsi untuk memberi tahu pengguna tentang status privasi mereka.
Wan mengatakan bahwa tujuan utama dari riset dan laporan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait isu privasi online, bukan untuk menyelidiki bagaimana para penyedia aplikasi e-commerce mempergunakan data dari tracker.
"Kami mendukung pernyataan rekan-rekan e-commerce lainnya yang menjamin keamanan privasi online para pengguna. Sangat penting bagi pengguna untuk teredukasi dan mendapatkan informasi lengkap secara transparan mengenai keamanan privasi online mereka," ujarnya.