Pengamat: Kita Terlalu 'Telanjang' di Media Sosial

Ilustrasi media sosial.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Pada era teknologi seperti sekarang ini, komunikasi antar satu orang dengan lainnya semakin mudah dilakukan. Dengan memanfaatkan media sosial, maka hambatan komunikasi seperti jarak dan waktu sudah tidak perlu dikhawatirkan.

Media sosial terbukti membawa efek positif kepada masyarakat, namun di samping itu, terdapat sisi gelapnya bisa meledak kapan saja layaknya bom waktu. Sebab, pengguna sudah terlalu 'telanjang' di media sosial dengan mengumbar segala informasi pribadi di dunia maya tersebut.

"Kita sudah terlalu 'telanjang' ke Twitter, Facebook, Uber, dan lainnya, karena kita sudah mengabaikan proteksi diri di internet," ujar Head of Information System Concentration di Doctor of Computer Science Binus University, Harco Leslie Hendric Spits Warnars, di Jakarta, Kamis 6 Oktober 2016.

Dengan mudahnya pengguna 'menjual diri' di dunia maya, tak sedikit para peretas yang memanfaatkan kelengahan tersebut. Dengan demikian, peretas akan semakin mudah untuk membobol akun media sosial atau email korbannya.

Selain itu, kata Spits, para pengguna media sosial juga terlalu 'jujur' untuk menyampaikan sesuatu, padahal itu merupakan informasi pribadi. Menurutnya, lebih baik memanipulasi informasi pribadi di media sosial sehingga peretas atu penjahat siber akan sulit menembusnya.

"Misalnya, kita memotret anak kita, kemudian diunggah ke media sosial. Itu kan riskan, karena bisa saja ada yang memanfaatkan untuk perdagangan anak. Meski tujuannya untuk berbagi kebahagiaan dengan keceriaan di keluarga kita, baiknya kita tidak terlalu banyak mengumbar informasi pribadi," tuturnya.

Spits mengatakan demikian, bukan tanpa alasan. Sebab, ia pernah mengalami sendiri, saat sedang sekolah di Inggris, ada orang yang mengaku dirinya tengah dirawat rumah sakit dan memerlukan biaya pengobatan sesegera mungkin.

"Bukan untuk menimbulkan paranoid. Alangkah baiknya untuk menjaga informasi pribadi," ucapnya.