Lapan Punya Aplikasi Mobile untuk Pantau Kebakaran Hutan

Aplikasi data titik panas kebakaran hutan buatan Lapan
Sumber :
  • Google Play

VIVA.co.id – Wilayah Indonesia pada tahun ini kembali dilanda kebakaran hutan. Pada Agustus ini saja, kebakaran lahan dan hutan terjadi di Kalimantan Barat, Jambi dan Riau. Bahkan asap dari kebakaran di Pulau Sumatera telah memasuki wilayah Malaysia.

Tak hanya mengganggu negeri tetangga saja, kebakaran tersebut juga mengakibatkan kerugian di sekitar lokasi kebakaran. Pada Senin 29 Agustus kemarin, 44 area kebakaran hutan dan lahan menyebabkan kualitas udara di Riau menurun.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) turut peduli dengan munculnya lagi kasus kebakaran tersebut. Untuk memudahkan pemerintah, organisasi pemerintah dan masyarakat memantau titik panas kebakaran, Lapan menyediakan data titik panas melalui aplikasi mobile di Google Play.

Nama aplikasi itu adalah LAPAN: Fire Hotspot. Dalam keterangannya pada aplikasi, Lapan mengatakan, data pada aplikasi itu berasal dari data satelit penginderaan jauh.

Satelit penginderaan jauh yang digunakan untuk pemantauan titik panas tersebut berasal dari satelit Aqua, Terra, dan SNPP yang diterima langsung oleh Stasiun Bumi Lapan.

"Melalui Aplikasi ini, pengguna dapat mengetahui koordinat-koordinat hotspot (titik panas) di wilayah Indonesia hingga jangka waktu 48 jam terakhir," tulis keterangan pada aplikasi itu.

Aplikasi LAPAN: Fire Hotspot itu telah diunduh 1 ribu sampai 5 ribu kali.

Selain menyediakan data titik panas melalui aplikasi mobile, Lapan sebelumnya sudah memberikan data titik panas melalui situsnya. Lapan juga menyediakan sistem peringkat bahaya kebakaran dan analisis tangga darurat kebakaran hutan serta sebaran asap di situsnya.

Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin mengajak kepada masyarakat untuk turut serta dalam pemantauan titik panas kebakaran tersebut.

“Ayo peduli kebakaran hutan dan lahan. Cegah dan atasi. Pantau titik panas, sebagai indikasi potensi kebakaran hutan/lahan dan pelajari potensi tingkat kesulitannya kalau sampai terjadi kebakaran hutan/lahan,” tulis Thomas dalam akunnya di Facebook, Senin 29 Agustus 2016.

 

(ren)