Soal Cyber Bullying, Orang RI Makin Senang Jika Ditindas
- radicalparenting.com
VIVA.co.id - Dosen Fakultas Hukum dan praktisi hukun Universitas Indonesia, Narendra Jatna menjelaskan, karakter masyarakat Indonesia yang berselancar di internet. Dia menilai masyarakat Indonesia bagian dari bangsa melankolis.
"Kita lupa kalau kita itu bangsa melankolis. Semakin ditindas, makin senang, dan makin simpati. Dari lagu saja tipikal aliran melow, mendayu-dayu. Beda dengan bangsa lain, yang lagunya semangat, tegas," ujar Narendra dalam Talkshow dengan tema 'Tinjauan Sosio-Yuridis Cyber Bullying dalam Era Media Sosial' di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin 1 Agustus 2016,
Pernyataan Narendra ini terkait maraknya penggunaan informasi dan teknologi seperti aplikasi pesan instan, situs berbagi video, hingga media sosial. Pengguna layanan itu di Indonesia, beberapa diejek, dihina, atau diintimidasi oleh lainnya karena suatu hal di dunia internet.
Narendra mengungkapkan, daripada kita menjadi bagian dari cyberbullying, karena mempermasalahkan orang lain dengan menyebarkannya dalam berbagai bentuk di media sosial. Maka menurutnya, lebih baik netizen itu melaporkan langsung yang ada di fitur media sosial tersebut.
"Report saja, nanti kan postingannya ditutup atau akunnya ditutup. Ngapain benci, mending report, tidak ada bully. Itu jauh lebih efektif," ucapnya.
Narendra menuturkan, dengan melaporkan langsung tanpa harus mem-bully itu jauh lebih efektif, sehingga netizen tidak 'terperangkap' sebagai pelaku cyberbullying.
"Jangan sampai negara masuk, harusnya komunitas dulu atau pengguna di media sosial yang ada di sana, melihat terus melaporkannya. Biar ada pembelajaran buat dia," ujar dia.
(ren)