Big Data Berpotensi Pengaruhi Keputusan Pemangku Kebijakan

Ilustrasi mobile data di smartphone.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Dalam dua tahun terakhir pemanfaatan big data sudah mencapai 90 persen di berbagai belahan dunia. Namun di Indonesia pemanfaatan dan aplikasinya masih minim pada berbagai macam aspek kehidupan masyarakat.

Kemajuan Indonesia di masa mendatang bergantung pada organisasi yang bekerja bersama dengan pemerintah dalam memanfaatkan, memproses, serta menganalisis informasi digital berbasis data, sebagai langkah untuk mengambil kebijakan. Hal itu dikenal dengan istilah Data Revolution for Development (DRD).

"Data semakin memberikan pengaruh setiap harinya," ujar Chief Technical Officer dari International Development Group RTI International, Luis Crouch, di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Pakarti Centre Building, Jl. Tanah Abang 3 No. 23-27, Jakarta, Rabu, 20 April 2016.

Pada kesempatan tersebut, Research Triangle Institute (RTI) menjadi tuan rumah dalam forum internasional Data Revolution for Development. Forum internasional ini dihadiri berbagai pemangku kebijakan, data scientist, pemerintah, dan perwakilan sektor swasta.

"Semakin besar kemiskinan dan ketidaksetaraan, semakin banyak potensi manfaat yang didapat dari data. Namun, data juga dapat memberikan dampak negatif dalam meningkatkan ketidaksetaraan dan dapat pula menyesatkan. Jadi, potensi yang dapat dihasilkan oleh big data sangatlah besar," ungkap Crouch.

Dalam forum itu, RTI mencoba mengenalkan para individu dan organisasi bergerak di bidang DRD di Indonesia, membentuk kelompok inti, yang terdiri dari inovator, untuk berkolaborasi di masa mendatang, mendiskusikan pengaruh dari inovasi DRD pada kebijakan dan pemrograman.

"Sekaligus mengindentifikasi dan mendiskusikan cara-cara untuk mengukur hasil dari penerapan DRD," ucapnya.

Di samping membahas soal big data, diskusi terkait tantangan yang dihadapi dalam penerapan big data dalam isu-isu pembangunan di Indonesia juga dibahas. Beberapa tantangan itu, termasuk akses dari data berkualitas yang terkait sektor pembangunan, pemahaman, dan pemanfaatannya bagi para pengambil kebijkan, serta jangkauan dan implikasi DRD dalam kebijakan sosial.

"Pemanfaatan big data akan menjadi kesempatan baru bagi Indonesia dan menjadi kunci untuk kemajuan di masa mendatang," ujar dia.

Dijelaskan Crouch, setiap harinya masyarakat Indonesia menghasilkan sejumlah data yang dapat dikelola untuk menghasilkan sebuah riset sosial mendalam yang berskala besar, serta memberikan dampak signifikan bagi sektor pembangunan.
 
"Banyak data scientist di Indonesia yang mulai mendalami pengelolaan data ini, atau lebih dikenal dengan istilah revolusi data untuk sektor pembangunan. Beberapa riset yang telah dilakukan, memanfaatkan data-data dari media sosial masyarakat Indonesia untuk memahami isu tertentu," kata Crouch.
 
Pemerintah, kata dia, kini telah turut berpartisipasi melalui Open Government Indonesia (OGI) dan Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR). Keduanya merupakan inisiatif pemerintah pusat untuk dapat terhubung dengan masyarakat, serta menciptakan pemerintahan yang terbuka dengan mengandalkan pengelolaan big data.