VIDEO: Melihat Gerhana Matahari Total dari Pesawat Terbang
- Tangkapan layar Youtube
VIVA.co.id – Menikmati Gerhana Matahari Total (GMT) dari balik jendela pesawat saat terbang punya nuansa lingkungan yang berbeda dibanding menikmati GMT di darat atau di laboratorium.
Saat terbang, penumpang bisa punya sudut pandang yang lebar melihat detik-detik sebelum dan sesudah GMT secara lebih luas. Mulai dari terang, gelap karena bulan menutupi sinar matahari sampai kembali terang.
Pengalaman itu direkam oleh salah satu penumpang pesawat Air Berlin 1000 yaitu Martin Junius setahun lalu. Diketahui pada 20 Maret 2015, GMT melanda Eropa, Afrika bagian Utara dan Asia. Para peneliti, pengamat dan penjelajah gerhana tak melewatkan kesempatan menikmati gerhana langka dari balik jendela pesawat terbang.
Dalam rekaman video di YouTube, ditampilkan penumpang menyaksikan detik-detik GMT pada ketinggian 35 ribu kaki di atas Laut Norwegia atau Samudera Atlantik Utara. Area itu tercatat sekitar 320 kilometer utara barat laut daratan Skotlandia. Lokasi ini dianggap sebagai titik yang bagus untuk menyaksikan fenomena langka itu.
Total gelap saat GMT dituliskan mencapai 3 menit 40 detik.
Mengingat pengalaman yang berbeda, tak heran, tiket untuk menyaksikan GMT pada setahun lalu itu pun tak murah. Dilaporkan untuk bisa duduk di pada pesawat tersebut dan menikmati GMT 2015 itu, setiap penumpang harus merogoh kocek US$8500 (Rp111 juta).
Meski pesawat terbang dengan kecepatan 837 Km per jam, namun para pengamat bisa menikmati GMT di balik jendela pesawat.