Target Lumpuhkan Google, Peretas ISIS Salah Sasaran

Peretas ISIS mengubah tampilan situs UKM India
Sumber :
  • www.ibtimes.co.uk

VIVA.co.id –  Kelompok peretas yang mengaku berafiliasi dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Cyber Caliphate Army (CCA), melakukan kekeliruan atau blunder dalam melancarkan serangannya.

Kelompok itu awalnya ingin melumpuhkan website Google, tapi malah salah sasaran. Dikutip dari International Business Times, Kamis 3 Maret 2016, diketahui dalam jaringan pesan terenkripsi Telegram, CCA bersumpah untuk meruntuhkan website Google.

"Kami berjanji meretas Google, Inshaallah berharap hari ini," tulis pesan di Telegram tersebut.

Tapi nyatanya, yang menjadi target serangan pengubahan ‘wajah’ website bukan Google, melainkan perusahaan kecil alias UKM asal India.

Website yang jadi blunder peretas ISIS itu menggunakan domain mirip Google, yaitu addgoogleonline.com.

Perusahaan kecil itu diketahui merupakan perusahaan teknologi bernama Always Say, yang menawarkan jasa layanan Search Engine Optimasation (SEO) kepada klien lokal dan tidak terkait dengan Google.

Website UKM milik Gandani K itu pada Senin pagi telah berubah tampilannya. Pada saat diakses halaman website itu muncul logo kelompok peretas ISIS dan memainkan lagu ISIS dalam bahasa Prancis. Pada halaman itu tertulis ‘Diretas oleh CCA’.

Pengubahan wajah website itu berlangsung singkat. Sebab wajah halaman website itu kemudian diganti oleh kelompok peretas lain yang bernama n3far1ous. Kelompok ini menghapus pesan ISIS tersebut dan menggantinya dengan pesan 'Makan Ini, ISIS' serta mengganti alunan lagu cadas, rock.

Saat pengguna mengklik pesan dalam halaman website itu, maka akan diarahkan ke halaman website lain yang tertuliskan,'Pwned by n3far1ous. Security is just an illusion'.

Bukan kali ini saja kelompok peretas terafiliasi dengan ISIS itu blunder. Sebelumnya, CCA telah diduga telah meretas 35 website Inggris.

Kelompok itu mengumumkan serangan itu adalah pesan untuk Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Diduga kelompok peretas ISIS itu ingin balas dendam kepada pemerintah Inggris atas tewasnya  simpatisan ISIS asal Inggris, Junaid Hussain pada 2015.

Tapi, dari 35 website itu, di antaranya adalah website usaha kecil, termasuk website instruktur tari Jepang, perusahaan furnitur dan laminasi lantai serta perusahaan salon.

Belum lama ini, ancaman serangan yang mengatasnamalan ISIS juga menyasar bos perusahaan teknologi. Chief Executice Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerbrg dan CEO Twitter, Jack Dorsey jadi target peretas melalui sebuah video. (ase)