Mengenal ADEI, Asosiasi 'Penolong' UKM Serupa Tokopedia
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) hari ini resmi mendeklarasikan keberadaannya sebagai organisasi di Tanah Air. Meski menyematkan nama asosiasi, tetapi ADEI serupa dengan marketplace.
Ketua Umum ADEI, Bari Arijono, mengatakan dalam program pertama, mereka tengah mendorong pedagang warung untuk beralih ke dunia digital melalui Waroeng Digital. Caranya dagangan dari warung tersebut akan terpampang, baik aplikasi ADEI atau di website.
"Kita tidak ada website, tapi lebih ke seperti microsite. Sedangkan aplikasi rencana akan kami luncurkan Maret 2016," ujar Bari ditemui di Marquee, Gedung Cyber 2, Jakarta, Senin 1 Februari 2016.
Mengenai bentuknya yang serupa dengan e-commerce, tepatnya kategori marketplace misalnya Tokopedia atau Lazada Indonesia, ia menolak untuk disamakan.
"Kita asosiasi bukan marketplace, itu beda sekali," kata Bari.
Dalam visinya, ADEI ingin mempercepat pemanfaatan teknologi digital di semua sektor. Sedangkan misinya, mereka ingin menumbuhkan dan mewujudkan ekonomi digital yang berdikari, berdaulat, dan berkepribadian Indonesia.
Pada 2016 ini, tepatnya pada Juni, ADEI berencana untuk membangun satu juta warung yang sudah mereka digitalisasi. Ini merupakan kerja sama asosiasi dengan Unit Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) para pedagangan atau toko klontongan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi.
Diketahui para pelaku usaha hingga akademisi yang terlibat di ADEI, di antaranya Chief Financial Officer (CFO) Zalora Indonesia Frans Budi Pranata, Chief Executive OFFICER (CEO) & Founder Digital Enterprise Indonesia Bari Arijono, Chief Strategy Consultant Arrbey & KADIN Handito Joewono, Founder IBC & KADIN Bayu Prawira Hie, Dekan IPMI Business School, Vice President Samsung RIN Alfred Boediman, XL Digital Business Advisor Herwinto Sutantyo, Ascend Country Director Joedi Wisoeda, Chairman DEI Michael Abimanyu, hingga CEO Ladova, Wilson Partogi.
(ren)