Operator Siap Bantu Kurikulum Pemrograman Komputer

Cipikabookmate dukung Gerakan Membaca Nasional
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id - Ketua Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Alexander Rusli, menyatakan kesiapannya untuk membantu pemerintah dalam memasukkan kurikulum dasar pembuatan program komputer (coding) ke sekolah. Untuk tahap awal, kurikulum itu akan diberlakukan bagi sekolah menengah kejuruan (SMK).

"(Kami) bersedia bantu, tapi sekarang belum diajak," ujar Alexander ditemui di Tech in Asia Jakarta 2015, Balai Kartini, Jakarta, Kamis, 12 November 2015.

Menurut Alexander, dengan masuknya kurikulum coding itu akan berdampak pada tumbuhnya sumber daya manusia di bidang teknologi. Dilihat dari jangka panjangnya, itu juga akan memengaruhi kepada operator telekomunikasi.

"Secara jangka panjang, local resource akan terbantu karena mereka juga pakai jaringan operator," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, berkeinginan untuk memasukkan kurikulum coding ke SMK. Bahkan, ia sudah membuka pembicaraan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, untuk menambahkan mata pelajaran bagi pelajar.

"Nanti, dari tingkat SMK semakin banyak pembuat aplikasi. Jadi, tidak hanya tergantung internasional. Kita harus berbagi dan saling mengisi," ungkap Rudiantara beberapa waktu lalu.

Gerakan Membaca Nasional

Pada kesempatan sebelumnya, Alexander yang juga berposisi sebagai presiden direktur dan chief executive officer (CEO) Indosat, memberikan bantuan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendukung "Gerakan Membaca Nasional". Program CSR Indosat ini berupa donasi berlangganan Cipika Bookmate selama satu tahun.

Pada waktu yang bersamaan, Indosat juga mengumumkan kerja sama dengan Aksaramaya melalui aplikasi MOCO, yakni sebuah aplikasi lokal yang menyediakan sarana membaca bagi masyarakat.

“Membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia. Indosat sebagai perusahaan digital telco, ingin memperkenalkan cara baru membaca buku secara mobile melalui Cipika Bookmate," tutur Alexander.

"Kami berharap, dengan semakin mudahnya membaca buku secara digital, masyarakat Indonesia akan lebih banyak mendapatkan informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan,” kata dia.

Diketahui, Cipika Bookmate adalah layanan aplikasi buku digital pertama di Indonesia yang menyajikan konsep berlangganan layaknya perpustakaan dengan membayar satu kali dan bisa membaca sepuasnya. Pelanggan bebas membaca buku apa saja yang tersedia di dalam Cipika Bookmate dengan total 500 ribu judul internasional dan 4 ribu judul lokal, melalui ponsel maupun desktop meskipun tanpa koneksi internet.

Pada penyelenggaraan layanan buku digital, Cipika berkolaborasi dengan platform internasional yang dikelola oleh Bookmate. Aplikasi Bookmate sudah digunakan di beberapa negara di dunia dan lebih dari sembilan bahasa. (art)