Snowden: Badan Intelijen Bisa Ambil Alih Smartphone Warga

Sumber :
  • REUTERS/Mark Blinch/Files

VIVA.co.id - Edward Snowden tidak berhenti membuka aib badan intelijen dunia. Yang terbaru, mantan pekerja di National Security Agency (NSA) itu mengatakan jika badan intelijen memiliki program yang mampu mengambil alih smartphone, meski tidak diaktifkan oleh pengguna.

Badan intelijen itu adalah Government Communications Headquarters (GCHQ) Inggris. Dikatakannya, badan intel itu telah berinvestasi besar untuk membuat teknologi yang bisa meretas ponsel pintar milik warga.

"Ketimbang memata-matai Anda, mereka hanya ingin menguasai smartphone Anda. Program itu bernama Smurf Suite, memungkinkan mereka dengan mudah meretas ponsel pengguna," ujar Snowden, seperti dikutip dari Huffington Post, Selasa, 6 Oktober 2015.

Snowden menjelaskan, Smurf Suite terdiri atas beberapa aplikasi seperti Dreamy Smurf, perangkat manajemen daya yang bisa mengaktivasi ponsel tanpa sepengetahuan pengguna. Ada juga Nosey Smurf yang bisa mendengarkan percakapan pengguna secara remote, atau mendengarkan suara-suara di sekitar pengguna, meski ponsel tidak aktif.

Lainnya adalah Tracker Smurf, alat berbasis geolokasi yang bisa melacak posisi pengguna secara tepat dan akurat.

Selain membeberkan teknologi yang digunakan GCHQ, Snowden juga mengungkapkan jika pola yang digunakan GCHQ sama dengan NSA. Keduanya dianggap sebagai "induk dan anak usaha".

"GCHQ, segala maksud dan tujuannya adalah milik NSA. NSA menyediakan teknologi, mereka menyediakan tugas dan arahan yang harus dijalankan GCHQ," kata Snowden.

Sayangnya, juru bicara GCHQ tidak mau berkomentar terkait tuduhan Snowden.

"Ini merupakan kebijakan jangka panjang yang tidak akan kami komentari, karena terkait dengan urusan mata-mata. Semua tugas dan kerja GCHQ dilakukan sesuai dengan rangka kerja kebijakan dan hukum," ujar GCHQ.