Demi Smart City, Pejabat Daerah Perlu Diedukasi
Sabtu, 3 Oktober 2015 - 15:14 WIB
Sumber :
- LPIK ITB
VIVA.co.id - Program kota pintar telah menjadi bagian dari tujuan beberapa kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung dan Surabaya. Untuk lebih memberikan kesadaran akan pentingnya kota pintar, para pemrakarsa pun merasa perlu untuk memberikan edukasi kepada pejabat daerah.
Forum Prakarsa Indonesia Cerdas bersama ITB pun menggelar inisiatif untuk mengedukasi para pejabat daerah. Mereka menyelenggarakan lokakarya dengan tujuan mengedukasi pejabat di daerah untuk membangun kota pintar atau Smart city.
"Pentingnya kota pintar akan semakin disadari jika para pemimpin kota mendapatkan pencerahan yang jelas terkait apa itu Smart City.
Kami sadar Pemimpin kota, Walikota , Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, memegang elemen penting dalam pembangunan Kota Cerdas. Oeh karena itu kita membuat lokakarya ini," ungkap Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB Suhono Harso Supangkat, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Sabtu, 3 Oktober 2015.
Menurut Suhono, loka karya ini juga bertujuan untuk memberikan kesadaran pada mereka terkait persoalan kota yang semakin rumit. Hal ini dipicu oleh jumlah penduduk kyang semakin melimpah melebihi dari kapasitas yang tersedia, dan tidak diiringi dengan perencanaan yang sesuai.
Menurutnya, dalam menghadirkan smart city diperlukan pendekatan pola pikir dan pola tindak pembangunan kota dengan cara yang tepat. Hal ini dilakukan agar penduduk menikmati kebahagian dengan sumber daya yang optimal. Selain itu juga dibutuhkan pemahaman persoalan kota, solusi cerdas persoalan kota, termasuk teknologi, tatakelola hingga model pembangunan atau bisnis akan dibahas dalam lokakarya.
“Pembangunan kota cerdas yang begitu rumit memerlukan konstribusi semua pemangku kepentingan kota karena itu kami ajak pemimpin di daerah untuk memahami smart city,” katanya.
Misalnya, para anggota perwakilan rakyat di daerah yang harus memahami usulan dan aspirasi program, termasuk anggaran yang harus disetujui. Ini, dikatakan Suhono, memerlukan suatu pengetahuan yang tidak sederhana.
"Aspek teknologi, kemampuan, hingga sumber daya manusia menjadi pendongkrak utama untuk bisa memajukan semua sektor kehidupan kota secara cerdas," papar Suhono.
ITB, yang telah membuka open innovation lab dan smart city and community innovation center bekerja sama dengan Forum Prakarsa Kota Cerdas menyelenggarakan lokakarya ini. Ini juga merupakan rangkaian kegiatan eIndonesia Initiatives Forum ke XI dan Forum Prakarsa Indonesia Cerdas pertama yang akan diadakan 16 Oktober 2015 di Bandung.
Baca Juga :
Forum Prakarsa Indonesia Cerdas bersama ITB pun menggelar inisiatif untuk mengedukasi para pejabat daerah. Mereka menyelenggarakan lokakarya dengan tujuan mengedukasi pejabat di daerah untuk membangun kota pintar atau Smart city.
"Pentingnya kota pintar akan semakin disadari jika para pemimpin kota mendapatkan pencerahan yang jelas terkait apa itu Smart City.
Kami sadar Pemimpin kota, Walikota , Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, memegang elemen penting dalam pembangunan Kota Cerdas. Oeh karena itu kita membuat lokakarya ini," ungkap Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB Suhono Harso Supangkat, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Sabtu, 3 Oktober 2015.
Menurut Suhono, loka karya ini juga bertujuan untuk memberikan kesadaran pada mereka terkait persoalan kota yang semakin rumit. Hal ini dipicu oleh jumlah penduduk kyang semakin melimpah melebihi dari kapasitas yang tersedia, dan tidak diiringi dengan perencanaan yang sesuai.
Menurutnya, dalam menghadirkan smart city diperlukan pendekatan pola pikir dan pola tindak pembangunan kota dengan cara yang tepat. Hal ini dilakukan agar penduduk menikmati kebahagian dengan sumber daya yang optimal. Selain itu juga dibutuhkan pemahaman persoalan kota, solusi cerdas persoalan kota, termasuk teknologi, tatakelola hingga model pembangunan atau bisnis akan dibahas dalam lokakarya.
“Pembangunan kota cerdas yang begitu rumit memerlukan konstribusi semua pemangku kepentingan kota karena itu kami ajak pemimpin di daerah untuk memahami smart city,” katanya.
Misalnya, para anggota perwakilan rakyat di daerah yang harus memahami usulan dan aspirasi program, termasuk anggaran yang harus disetujui. Ini, dikatakan Suhono, memerlukan suatu pengetahuan yang tidak sederhana.
"Aspek teknologi, kemampuan, hingga sumber daya manusia menjadi pendongkrak utama untuk bisa memajukan semua sektor kehidupan kota secara cerdas," papar Suhono.
ITB, yang telah membuka open innovation lab dan smart city and community innovation center bekerja sama dengan Forum Prakarsa Kota Cerdas menyelenggarakan lokakarya ini. Ini juga merupakan rangkaian kegiatan eIndonesia Initiatives Forum ke XI dan Forum Prakarsa Indonesia Cerdas pertama yang akan diadakan 16 Oktober 2015 di Bandung.