Bocah Muslim Rakit Jam Disangka Teroris, Facebook Bersimpati

Ahmed Mohamed, bocah muslim yang disangka teroris
Sumber :
  • Recode
VIVA.co.id - Ahmed Mohamed menjadi perbincangan di dunia maya dalam beberapa jam terakhir. Kesalahan fatal pihak kepolisian yang menangkapnya membuat bocah muslim itu mendapatkan simpati dari banyak orang.

Bocah berusia 14 tahun itu ditangkap hanya karena membawa jam rakitannya sendiri ke sekolahnya di Irving, Texas. Pihak sekolah mengadukan hal ini ke polisi dan langsung menangkap Ahmed yang dianggap teroris dan akan meledakkan sekolah dengan bom waktu. Ternyata, itu hanya jam belaka.

Sontak kejadian ini memunculkan pendapat bahwa fobia terhadap Islam semakin tinggi di Amerika Serikat, sampai-sampai seorang anak kecil pun disangka teroris. Inilah yang kemudian memunculkan simpati banyak orang, termasuk pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dan pihak NASA.


Dilansir melalui
The Verge
, Kamis 17 September 2015, Zuck memposting status dalam akun media sosialnya yang berisikan kebanggaannya terhadap Ahmed. Ia pun menganggap Ahmed sebagai generasi masa depan.


"Memiliki keahlian dan ambisi untuk membuat sesuatu adalah hal yang sangat keren dan harus diberikan tepuk tangan, bukan penangkapan. Masa depan milik orang-orang seperti Ahmed," tulis Zuck dalam akun personalnya di jejaring berisikan satu miliar orang lebih itu.


Dilanjutkan Zuck, "Ahmed, jika kamu ingin berkunjung ke Facebook kapan saja, saya sangat senang bertemu dengan kamu".


Tidak hanya Zuck yang mengirimkan undangan untuk Ahmed, tapi juga beberapa petinggi dan tokoh ternama lainnya. Obama melalui akun Twitternya mengundang Ahmed ke Gedung Putih. Hillary Clinton pun menunjukkan dukungannya untuk Ahmed.


Badan luar angkasa Amerika, NASA, juga bermaksud mengundang Ahmed ke lab Jet Propulsion milik mereka. Simpati NASA semakin kuat saat melihat gambar Ahmed ditangkap dalam keadaan mengenakan kaos NASA.


Dalam cerita yang beredar di media Amerika, Ahmed mendapatkan penangguhan penahanan selama tiga hari, seiring dengan dilakukannya investigasi dari kepolisian. Bahkan, Ahmed sempat diinterogasi oleh polisi dalam keadaan tangan diborgol, tanpa didampingi orangtua, hanya karena jam yang dirakitnya diduga sebuah bom. Namun, media Dallas Morning melaporkan jika Ahmed tidak akan dikenakan hukuman apapun.


"Hanya karena namanya adalah Mohammed, dan karena kejadian 11 September, saya rasa anak saya mendapatkan perlakuan yang salah," ujar ayah Ahmed. (one)