Buku 'Pelajar Jakarta Berkarakter' Ajarkan Atheisme?

FOTO INI JANGAN DIPAKAI LAGI -- Buku pelajaran yang dianggap sesat
Sumber :
  • istimewa
VIVA.co.id - Sebuah buku pelajaran menjadi perbincangan di dunia maya dan menimbulkan kontroversi. Buku yang dibuat untuk disebar ke sekolah-sekolah itu, di beberapa halamannya diduga mengajarkan para pelajar agar tak perlu beragama.

Dari gambar yang beredar di media sosial, buku bertajuk 'Program Pelajar Jakarta Berkarakter' itu diketahui dibuat oleh Yayasan Al-Kahfi Jakarta bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta.

Di sampul depan terpampang jelas niat baik dari buku ini. Dituliskan ini merupakan 'upaya mengatasi tawuran pelajar, kenakalan remaja, dan radikalisme di kalangan pelajar dengan metode pembinaan karakter terprogram'.

Buku ini sepertinya dibuat dalam bentuk modul bertahap. Yang menyebar di dunia maya merupakan modul I berisi Pelatihan ESA (Emotional Spiritual Achievement).

Dalam beberapa halaman, yang menybar di dunia maya, penulis mencoba menjelaskan mengenai pandangan ilmuwan barat mengenai ketidakpercayaan tentang keberadaan Tuhan. Beberapa poin dalam tulisan itu di antaranya,

Semua kejadian di alam hanyalah mekanisme alam biasa (peristiwa natural) dan manusia dapat turut campur di dalamnya. Hal ini membuktikan tidak ada campur tangan Tuhan.

Agama adalah ekspresi keputusasaan jiwa manusia saat tidak bisa menghadapi kerasnya kehidupan dan Tuhan adalah hasil ilusi manusia akibat ketertekanan jiwa manusia

Agama hanya membawa manusia kepada penderitaan hidup karena agama senantiasa mengakibatkan munculnya peperangan dan menjadikan penganutnya yang taat sebagai teroris.


Pada poin terakhir, penulis juga menyertakan salah satu ayat dalam Al Quran, yakni surat Ali Imran ayat 19. Hal inilah yang menyebabkan buku tersebut menuai kritikan tajam.

Para pengguna media sosial bereaksi keras terhadap buku ini karena kebanyakan mrea hanya melihat satu sampai dua halaman dari isi buku tersebut, yang semuanya berisi tentang penyangkalan terhadap keberadaan Tuhan, atau mengajarkan Atheisme.

Sayangnya tidak semua halaman bisa dilihat agar diketahui jelas maksud inti dari poin-poin yang dipaparkan. Namun jika melihat penjelasan penulis dalam buku itu, sebelum menerangkan poin pertama, tertulis,

".... Sebaliknya jika generasi muslim dapat menjawab pandangan ilmuwan (barat) tersebut maka akan muncul keimanan yang semakin kuat karena dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang kuat. Hal ini akan berefek pada kecintaan Tuhan yang semakin tinggi".

Dari penjelasan itu terlihat bahwa penulis hanya ingin memaparkan mengenai pandangan ilmuwan barat yang cenderung tidak percaya akan keberadaan Tuhan. Beberapa ilmuwan barat yang menjadi contoh dari pandangan atheis itu adalah Newton dan Sigmund Freud.

Penulis seolah ingin mengajarkan kepada pelajar untuk memiliki pengetahuan lebih luas lagi agar tidak berujung mempercayai teori yang diajarkan ilmuwan barat tersebut.