Wamenlu Bicara Siasat Siber Perangi ISIS di Internet

Menlu Pakistan (kiri) dan Wamenlu RI (kanan)
Sumber :
  • Kementerian Luar Negeri RI
VIVA.co.id
- Salah satu masalah dalam keamanan siber di Indonesia yaitu kesadaran dari pengguna untuk teliti dalam memakai perangkat lunak (
software).

Masih banyak ditemukan pengguna
software
di Indonesia yang memakai
software
bajakan dan kurang sadar dalam mengakses situs yang ternyata bermuatan program perangkat lunak jahat
(malware).

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri, Abdurrahman M. Fachir, Rabu 3 Juni 2015 memberikan beberapa gagasan untuk meningkatkan kesadaran pengguna siber di Indonesia.


Fachir menjelaskan pemerintah perlu melibatkan media sosial untuk mengampanyekan visi pemberdayaan keamanan siber.


"Fenomena yang bisa dimanfaatkan misalnya menggaet figur publik seperti Agnes Monica, dia
kan follower
Twitternya banyak. Bisa dijadikan duta (keamanan siber) untuk disampaikan ke publik," ujar Fachir yang menjadi pembicara dalam Simposium Nasional Cybersecurity di Hotel Borobudur, Jakarta.


Menurutnya, melibatkan figur publik seperti Agnes Monica adalah salah satu kiat yang cerdik. Sebab artis seperti itu memiliki penggemar yang banyak.


"Cakupan dia kan luas juga. Misi ini juga bisa digunakan untuk (kampanye) narkoba," katanya.


Dia mengakui kementeriannya mengoptimalkan penggunaan media sosial untuk menyampaikan kinerja maupun sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.


Fachir mengatakan situs Kemenlu saat ini sangat lemah dan cakupannya minimal. Untuk itu, Kemenlu lebih aktif menyampaikan kabar melalui platform 140 karakter tersebut.


"Kami gunakan Twitter, yang
follow
makin banyak, Twitter kita manfaatkan untuk sebarkan kinerja kementerian dan interaksi dengan masyarakat," kata dia.


Menurutnya, pemberdayaan melalui platform digital itu merupakan pendekatan alternatif dalam menggelorakan keamanan dan kesadaran siber.


"Sumber daya yang ada kita sinergikan," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Wamenlu juga menyinggung soal popularitas gerakan separatis ISIS pada platform dunia maya. Ia mengatakan siasat untuk menekan popularitas ISIS di internet yaitu bukan melawan gerakan tersebut secara langsung. 

"Rekrutmen ISIS banyak berhasil melalui media sosial dan internet. Tantangannya bukan meng- counter itu," kata dia.

Siasat yang ditempuh, ujarnya, yaitu meminta para ulama dan pemimpin agama agar memanfaatkan nilai-nilai kebaikan pada teknologi informasi.


"Perangnya di situ, bagaimana orang baik itu bisa mendominasi di dunia maya," kata Fachir.