50 Situs ISIS Dilindungi Amerika Serikat
Senin, 25 Mei 2015 - 14:22 WIB
Sumber :
- digitaltrends.com
VIVA.co.id
- Komplotan peretas Anonymous menuduh Amerika berada di balik situs-situs rekrutmen dan cuci otak teroris ISIS. Sebuah perusahaan diidentifikasi memberikan perlindungan digital terhadap situs-situs ISIS.
Dilansir melalui
Mirror.co.uk
, Senin 25 Mei 2015, perusahaan yang dituduh Anonymous telah melindungi ISIS bernama CloudFlare. Perusahaan ini berbasis di Amerika dan memang memberikan jasa perlindungan bagi para kliennya dari serangan digital.
"CloudFlare telah melindungi lebih dari 50 situs propaganda ISIS. Mereka telah kami peringatkan namun menolak untuk beraksi. Mereka malah menerima uang dari para teroris dan melanjutkan perlindungan terhadap situs dan server ISIS," ujar salah satu anggota Anonymous.
Operasi hacking terhadap situs tersebut dijalankan Anonymous dengan nama OPloudFlare. Mereka berniat untuk menghukum CloudFlare karena telah mendukung terorisme.
Namun pemimpin perusahaan keamanan digital itu membantah keterlibatan mereka dengan ISIS. CEO CloudFlare menyatakan jika perlindungan itu merupakan permintaan dari kepolisian dan lembaga mata-mata Amerika.
"Kami diminta untuk terus melakukan perlindungan terhadap situs ISIS untuk mencari tahu ke mana saja arah penyebaran paham itu, dan juga kemungkinan adanya calon teroris baru," ujar CEO CloudFlare, Matthew Prince.
Baca Juga :
CloudFlare memang perusahaan Amerika yang menyediakan perlindungan gratis dari serangan DDoS. Sayangnya, Anonymous mengaku tidak bisa menembus barikade CloudFlare yang melindungi situs ISIS karena Anonymous kerap menggunakan serangan berbasis DDoS.
"Kami melindungi situs yang mengandalkan layanan kami. Untuk menghentikan perlindungan, kami butuh perintah dari lembaga berwajib. Kami telah menghubungi pihak keamanan namun sampai saat ini tidak ada permintaan dari mereka untuk mengeluarkan situs-situs itu dari jaringan kami. Kami tidak bisa mengambil kebijakan hanya berdasarkan ancaman yang dilayangkan 'anak kecil' yang berteriak-teriak di Twitter," papar Prince.
Namun demikian Anonymous tidak lantas percaya. Anonymous ingin CloudFlare memastikan jika pihak keamanan berwajib berada di balik ini semua.
"Jika mereka bisa membuktikannya, kami akan mundur," kata Anonymous.