2015, Bisnis Mobile Advertising RI Tembus Rp100 M
VIVAnews - Industri pemasaran dan periklanan di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dari tahun ke tahun. Serapannya pun semakin melebar, dari sarana-sarana tradisional menjadi ke platform online dan media sosial.
Perusahaan biro mobile advertising dan pemasaran, ad2c, mengumumkan bahwa tingkat penetrasi seluler di Indonesia mencapai 80 persen, dan memiliki pasar ponsel terbesar di wilayah Asia Tenggara.
Lebih dari itu, 50 persen pengguna Internet di Tanah Air mengakses jaringan Internet melalui perangkat bergerak, seperti ponsel pintar dan komputer tablet.
Merujuk data tersebut, ponsel pintar dan tablet menjadi ladang iklan yang menggiurkan untuk bisnis mobile advertising. Diperkirakan, omzet dari bisnis ini di Indonesia akan meraih angka US$100 juta, atau kurang lebih Rp100 miliar, di tahun 2015.
Anuj Khanna Sohum, pendiri sekaligus ketua Affle Group dan ad2c mengatakan, industri mobile akan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan sosial di Indonesia, sama seperti yang terjadi di negara lain.
"Dalam tiga sampai empat tahun ke depan bisnis mobile advertising di Indonesia tumbuh pesat hingga 10 kali lipat," kata Anuj, saat ditemui Peresmian Perusahaan AD2C, di Jakarta, Selasa 30 April 2013.
Era Digital
Sementara itu, Harris Thajeb, Presiden Dentsu Group Indonesia dan Ketua Asosiasi Biro Periklanan Indonesia memaparkan temuan yang tak kalah menarik. Saat ini, iklan di koran sudah menurun, karena populasi generasi muda Indonesia di zaman sekarang lebih paham memakai perangkat digital.
"Ini adalah peluang besar untuk bisnis mobile advertising. Tapi, pembuat iklan juga harus memperhatikan isi iklannya agar tidak mengganggu pengguna ponsel pintar atau cenderung spam advertising," ujar Harris. (eh)