Begini Cara Menciptakan Oksigen di Bulan

Bumi dan Bulan.
Sumber :
  • First Post

Jakarta, VIVA – Sejumlah insinyur dengan teliti memeriksa peralatan mereka dalam ruangan berbentuk bola raksasa.

Di hadapan mereka, terlihat satu perangkat logam keperakan dihiasi kabel-kabel berwarna-warni. Suatu hari nanti mesin berbentuk kotak ini diharapkan dapat menghasilkan oksigen di Bulan.

Setelah tim meninggalkan ruangan, eksperimen pun dimulai. Mesin mulai menyerap sedikit campuran debu dan kerikil tajam yang dirancang untuk meniru komposisi kimia di lapisan Bulan.

Tidak lama kemudian, regolit berdebu berubah menjadi seperti gumpalan. Sebagiannya dipanaskan hingga suhu di atas 1.650 derajat Celcius.

Lalu, dengan penambahan beberapa reaktan, molekul-molekul yang mengandung oksigen mulai terlepas.

"Semua pengujian yang memungkinkan dilakukan di Bumi sudah kami rampungkan. Tahap selanjutnya adalah membawa teknologi ini ke Bulan," ujar Brant White, manajer program Sierra Space, seperti dikutip dari situs BBC, Rabu, 29 Januari 2025.

Eksperimen Sierra Space dilakukan di Pusat Antariksa Johnson milik NASA pada musim panas ini. Hal itu merupakan satu dari berbagai teknologi serupa yang sedang dikerjakan para peneliti.

Mereka tengah mengembangkan sistem yang dapat memasok kebutuhan astronot yang tinggal di pangkalan Bulan di masa depan.

Oksigen jelas dibutuhkan para astronot untuk bernapas. Lebih dari itu, keberadaan oksigen di Bulan juga membantu menghasilkan bahan bakar untuk pesawat luar angkasa yang rencananya akan diluncurkan dari Bulan menuju destinasi yang lebih jauh—termasuk Mars.

Para astronot di pangkalan Bulan juga membutuhkan logam. Mereka dapat menghasilkannya dari debu abu-abu yang menutupi permukaan Bulan.

Tantangannya adalah membangun reaktor yang dapat mengekstraksi sumber daya tersebut secara efektif.

"Ini bisa menghemat miliaran dolar AS dari biaya misi," ujar White. Ia juga menjelaskan membawa pasokan oksigen dan logam cadangan ke Bulan dari Bumi teramat sulit dan mahal.

Regolit Bulan memang kaya akan oksida logam. Namun, ilmu mengekstraksi oksigen dari oksida logam di Bumi sulit untuk diterapkan di Bulan. Ini bukan hanya karena kondisi Bulan dan Bumi berbeda.

Ruangan bola raksasa yang menjadi tempat berlangsungnya tes Sierra Space pada Juli dan Agustus 2025 menciptakan kondisi vakum dan menyimulasikan suhu dan tekanan Bulan.

Sierra Space menyatakan pihaknya secara bertahap telah meningkatkan kinerja mesin agar mampu memproses tekstur regolit yang begitu kasar dan abrasif.

"Debu ini menyebar ke mana-mana dan merusak berbagai mekanisme," ujar White.

Satu hal krusial yang tidak dapat diuji di Bumi (atau bahkan di orbit sekitar planet kita) adalah gravitasi Bulan.

Gravitasi Bulan hanya sekitar seperenam gravitasi Bumi. Sierra Space kemungkinan baru bisa menguji sistemnya di Bulan dengan regolit asli dalam kondisi gravitasi rendah paling cepat pada 2028.

Semakin banyak sumber daya yang dapat dibuat di Bulan, akan semakin baik bagi eksplorasi ruang angkasa.

Sistem Sierra Space memang membutuhkan penambahan sejumlah karbon. Namun, perusahaan menyatakan bahwa sebagian besar karbon dapat didaur ulang setelah setiap siklus produksi oksigen.