Bikin Heboh! Ilmuwan Ini Prediksi Kiamat Tahun Depan, Penjelasannya Bikin Merinding
- http://www.evogood.com
VIVA – Dalam kabar yang menggemparkan, seorang ilmuwan bernama Heinz von Foerster, seorang ilmuwan Austria-Amerika yang juga profesor di Universitas Illinois, mengejutkan dunia dengan prediksinya bahwa kiamat terjadi pada tahun depan.
Diketahui, ilmuwan ini memprediksi dengan cara menghitung pakai ilmu matematika yang rumit apa yang akan terjadi jika spesies manusia menghindari bencana berskala besar, mendirikan masyarakat dunia yang kooperatif, dan mengembangkan metode teknis yang menghasilkan pasokan makanan tak terbatas.
"Populasi dunia akan terus tumbuh hingga mencapai titik kritis di mana jumlah manusia menjadi tak terbatas, menyebabkan populasi yang cerdas memusnahkan dirinya sendiri," tulis dalam keterangan konten Instagram @ahquote, dikutip VIVA Jum'at 10 Januari 2025.
Ilmuwan yang disebut dengan nama Foerster ini menekankan bahwa pertumbuhan populasi yang semakin cepat adalah tanda bahaya besar, di mana bahkan teknologi pangan terbaik tidak dapat mengimbangi kecepatan tersebut.
Selain itu, Ia juga mencatat bahwa masalah ini tidak hanya dipengaruhi oleh kekuatan alam tetapi juga oleh kekuatan sosial yang semakin dominan dalam kehidupan manusia. Ada potensi besar bahwa kejadian ini akan memicu yang sangat berbahaya.
Dari perhitungan ilmiah yang dilakukan, Foerster menetapkan tanggal Jumat, 13 November 2026, sebagai puncak kehancuran. Pada hari itu, jumlah populasi akan menjadi tak terbatas, dan turut memperburuk situasi sehingga menyebabkan kehancuran.
Alhasil adanya kabar menghebohkan tersebut banyak warganet Tanah Air berkomentar di media sosial. Beberapa dari mereka menganggap bercanda dan ada juga sebagai sensasi belaka.
"Mau jadi alumni kiamat berapa tahun lagi kita nih," tulis komentar warganet dalam unggahan tersebut.
"Ga usah bercanda pak, Anda bukan tuhan sekalipun mungkin Anda atheis gak bisa pak manusia bakalan tahu kapan kiamat," timpal warganet lainnya dalam komentar yang sama.
Apa pun kebenarannya, pernyataan Heinz von Foerster ini menjadi pengingat bahwa bumi dan kehidupan di dalamnya tetap rentan terhadap perubahan besar di alam semesta.