Kawasan Ini Didorong jadi Platform Pilihan

Pusat bisnis Hong Kong.
Sumber :
  • VIVA/Isra Berlian

Jakarta, VIVA – Kawasan dinamis Guangdong-Hong Kong-Macau Greater Bay Area (GBA) menawarkan banyak peluang bagi investor dan pelaku bisnis di berbagai sektor industri.

Selain menjadi pusat global untuk inovasi, GBA juga berkembang pesat di sektor lain seperti transportasi dan logistik, keuangan internasional, serta pariwisata.

Dengan populasi sebesar 86 juta jiwa, Greater Bay Area menjadi platform pilihan bagi bisnis internasional, terutama karena lokasinya yang dekat dengan pasar utama di Asia.

Setiap kota di kawasan ini punya keunggulan untuk membantu memperkuat pasar Indonesia. Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional, Guangdong dikenal sebagai pusat transportasi dan perdagangan internasional, serta Macau sebagai pemimpin dalam industri pariwisata.

Kawasan GBA memiliki basis konsumen besar yang memungkinkan pebisnis Indonesia untuk mengekspor barang dan jasa.

Wilayah Administrasi Khusus (Special Administrative Region/SAR) China sejak 1 Juli 1997 tersebut punya berbagai keunggulan dari segi institusional, termasuk skema perdagangan bebas dan investasi, sistem pajak yang sederhana dan relatif rendah, serta aliran modal dan barang yang lebih terbuka untuk menawarkan lingkungan bisnis dan investasi yang menguntungkan.

Hong Kong juga memiliki tata kelola yang transparan dan efisien, kebijakan hukum umum yang mapan, sistem arbitrase yang terstruktur, serta sistem regulasi yang sesuai dengan standar internasional, sehingga dapat menarik investor dunia ke kawasan ini.

Harbour Fiesta, Victoria Harbour, Hong Kong.

Photo :
  • Hong Kong Tourism Board

Untuk itulah, HKTDC atau Hong Kong Trade Development Council siap menggelar event bisnis terbesar, 'Think Business, Think Hong Kong' (TBTHK), di Jakarta pada 8 Januari 2025.

Direktur Regional HKTDC untuk Asia Tenggara dan Asia Selatan, Ronald Ho, mengatakan, lokasi strategis Hong Kong sebagai gerbang antara China daratan dan seluruh dunia memberikan peluang besar bagi bisnis Indonesia yang ingin berkembang di GBA dan juga China daratan.

Lebih dari 20 perwakilan pemerintah dan pemimpin perusahaan akan membahas perkembangan terbaru dan peluang di Asia serta berbagai sektor, termasuk manajemen supply chain, smart city (kota pintar), hingga green technology (teknologi ramah lingkungan) dan inovasi.

Kemudian, sekitar 20 penyedia layanan dan perusahaan rintisan atau startup dari Hong Kong akan menampilkan produk unggulan dan solusi mereka. Menurut Ronald, Indonesia dapat memanfaatkan status Hong Kong sebagai pusat keuangan dan bisnis internasional untuk mengumpulkan dana serta menarik investasi di berbagai sektor.

"Sektor-sektor yang dimaksud adalah kota pintar dan teknologi ramah lingkungan serta manufaktur. Hong Kong juga pintu masuk para pebisnis yang ingin melakukan ekspansi di kawasan China daratan dan Asia Timur. Kami ingin menghubungkan dan menciptakan peluang bisnis antara Indonesia dan Hong Kong," ungkapnya, Selasa, 24 Desember 2024.