3 Rahasia Tersembunyi: Cara Manfaatkan AI untuk Bisnis

Illustrasi teknologi
Sumber :
  • Dok. Telkomsel

VIVA – Saat ini, dunia bisnis menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Teknologi berkembang dengan pesat, tetapi banyak perusahaan di Indonesia masih tertinggal dalam adopsi kecerdasan buatan (AI).

Menurut riset McKinsey, AI generatif dapat menyumbang hingga $4,4 triliun setiap tahun dalam berbagai sektor. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil organisasi yang siap memanfaatkan potensi ini. Tidak adanya strategi yang jelas, kurangnya edukasi, dan resistensi internal sering kali menjadi penghambat utama. Bisakah bisnis Anda bertahan tanpa memanfaatkan AI?

Tanpa adopsi AI, perusahaan berisiko kehilangan daya saing. Karyawan yang kurang paham AI merasa tidak nyaman menggunakan teknologi ini dalam pekerjaan mereka. Survei Gallup menunjukkan bahwa hanya 6% karyawan yang merasa sangat nyaman menggunakan AI, sedangkan 32% sangat tidak nyaman. Ditambah lagi, bisnis yang gagal menerapkan AI secara efektif kehilangan peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional, personalisasi pelanggan, dan pengambilan keputusan berbasis data.

Berikut adalah tiga rahasia yang dapat membantu perusahaan Anda memanfaatkan potensi AI secara maksimal:

1. Pahami Tingkat Kematangan AI di Organisasi Anda

Sebelum memulai, lakukan audit menyeluruh terhadap tingkat kematangan AI di perusahaan Anda. Pertama, evaluasi adopsi AI: Apakah penggunaan AI sudah selaras dengan misi dan visi perusahaan? Identifikasi area di mana AI dapat memberikan dampak signifikan. Kedua, analisis data yang tersedia. 

Pastikan data yang digunakan untuk aplikasi AI andal dan komprehensif, dengan memeriksa celah dalam ketersediaan, validitas, atau akurasi data. Selanjutnya, identifikasi hambatan internal seperti resistensi budaya atau keterbatasan keterampilan.

Terakhir, libatkan pakar eksternal untuk memberikan wawasan dan menyelenggarakan workshop bagi karyawan guna membangun pemahaman yang lebih baik. Langkah-langkah ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) terhadap AI sebelum membuat rencana strategis.

Contohnya, perusahaan di Indonesia dapat mengidentifikasi peluang AI dalam sektor logistik atau e-commerce yang sedang berkembang pesat.

2. Selaraskan AI dengan Tujuan Bisnis Anda

Investasi AI harus sesuai dengan tujuan utama perusahaan. Anda dapat memulainya dengan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui personalisasi interaksi pelanggan, sehingga meningkatkan nilai pelanggan seumur hidup (customer lifetime value). Selain itu, optimalkan operasional melalui implementasi otomatisasi untuk mengurangi biaya operasional sekaligus meningkatkan kualitas layanan. Lebih lanjut, manfaatkan pengambilan keputusan berbasis data untuk meminimalkan risiko bisnis.

Edukasi karyawan juga penting agar mereka memahami manfaat AI dalam pekerjaan mereka. Misalnya, survei Slack menunjukkan bahwa 48% pekerja takut mengakui kepada atasan bahwa mereka menggunakan AI, karena khawatir dianggap curang atau tidak kompeten. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat menyediakan pelatihan intensif tentang cara memanfaatkan AI untuk hasil kerja yang lebih baik dan membangun kepercayaan melalui cerita sukses implementasi AI yang relevan.

3. Ciptakan Peta Jalan Strategis yang Adaptif

Rencana strategis AI harus fleksibel untuk menghadapi dinamika pasar yang terus berubah. Elemen penting yang harus ada dalam peta jalan strategi AI meliputi:

  • Milestone Jangka Pendek: Lakukan proyek percontohan (pilot project) untuk menguji efektivitas AI dalam skala kecil, dan fokus pada "quick wins" seperti otomatisasi proses administratif atau analisis data pelanggan.

  • Visi Jangka Panjang: Tetapkan tujuan besar untuk 3-5 tahun ke depan, seperti transformasi digital penuh atau pengembangan produk berbasis AI, sambil melakukan tinjauan rutin untuk menyesuaikan strategi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan bisnis.

Investasi dalam manajemen perubahan juga sangat penting. Pastikan organisasi siap menghadapi perubahan budaya dan perilaku yang diperlukan untuk mendukung implementasi AI. Tanpa perubahan ini, strategi AI hanya akan menjadi dokumen tanpa eksekusi.

Contoh sukses penerapan AI dapat dilihat pada perusahaan logistik di Indonesia yang menggunakan AI untuk memprediksi permintaan pelanggan. Dengan analisis data real-time, perusahaan ini mampu mengurangi waktu pengiriman hingga 20% dan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 15%.

Adopsi AI bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan untuk bertahan dan berkembang di era digital. Dengan memahami tingkat kematangan AI, menyelaraskannya dengan tujuan bisnis, dan menciptakan strategi yang adaptif, perusahaan Anda dapat memanfaatkan potensi AI secara maksimal. Jangan biarkan perusahaan Anda tertinggal di belakang; saatnya melangkah maju dengan AI.

Jangan tunda lagi, mulai langkah pertama Anda dengan AI sekarang juga!