Ada Predator Hantu di Bawah Kaki Kita
- www.pixabay.com
Jakarta, VIVA – Ia berdiam bermil-mil jauhnya di laut dalam, hampir membeku dalam kegelapan abadi, dilengkapi dengan banyak anggota tubuh untuk menangkap mangsa.
Ahli biologi laut dalam menemukan hewan baru sekitar 26 ribu kaki (7.902 meter) di bawah air di "zona hadal" laut, yang dinamai menurut dewa dunia bawah Yunani, Hades.
Para ilmuwan menurunkan perangkap berumpan ke Palung Atacama di lepas pantai Chile, dan menemukan empat individu dari spesies yang sekarang disebut Dulcibella camanchaca.
"Dulcibella camanchaca adalah predator perenang cepat yang kami beri nama 'predator hantu' berdasarkan bahasa masyarakat di wilayah Andes untuk menunjukkan lautan dalam dan gelap tempat ia memangsa," kata Johanna Weston, seorang ahli ekologi hadal di Woods Hole Oceanographic Institution, seperti dikutip dari situs Mashable.
Di zona hadal, wilayah laut terdalam, banyak makhluk hidup bergantung pada makanan yang tenggelam dari perairan yang lebih produktif di atasnya.
Namun, Dulcibella camanchaca bukanlah pemakan bangkai. Crustacea (artropoda bercangkang keras seperti kepiting) berukuran 4 sentimeter ini menangkap crustacea hadal yang lebih kecil.
"Penemuan ini menggarisbawahi pentingnya eksplorasi laut dalam yang berkelanjutan, khususnya di wilayah terdepan Chile," kata Carolina González, seorang peneliti di Instituto Milenio de Oceanografía yang menganalisis DNA spesies tersebut. "Lebih banyak penemuan diharapkan seiring dengan studi kami terhadap Palung Atacama".
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Sains Systematics and Biodiversity. Bahkan, di lautan terdalam, predator hantu ini dapat berkembang biak dengan baik, seperti ikan siput yang terlihat di kedalaman 27.349 kaki (8.336 meter) — ikan terdalam yang pernah diamati.
"Mereka adalah ikan lembek seperti jeli yang makan dengan rakus saat melihat mangsa yang mudah terluka, seperti krustasea," jelas Carolina. Organisasi penelitian kelautan kini dengan waspada mendokumentasikan dan memetakan laut dalam.
Para ilmuwan ingin menyoroti — secara harfiah dan kiasan — apa yang ada di bawah sana. Implikasi dari pengetahuan tidak terhitung, khususnya saat para pencari mineral laut dalam bersiap untuk menjalankan peralatan industri seperti tangki di beberapa bagian dasar laut.
Misalnya, ekspedisi penelitian telah menemukan bahwa kehidupan laut membawa potensi besar untuk obat-obatan baru.
"Pencarian sistematis untuk obat-obatan baru telah menunjukkan bahwa invertebrata laut menghasilkan lebih banyak zat antibiotik, antikanker, dan antiperadangan daripada kelompok organisme darat mana pun," papar Johanna.