Alasan Indonesia Siap Jadi Surga Investasi AI

Menkominfo Budi Arie Setiadi.
Sumber :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

Jakarta, VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengajak para investor di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) untuk menjadikan Indonesia sebagai negara destinasi investasi untuk pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Hal itu disampaikanya melihat data bahwa ASEAN terus mendapatkan pertumbuhan positif peluang kontribusi AI pada ekonomi regional yang pada 2020 mencapai US$1 miliar meningkat menjadi US$11 miliar di 2022.

“Destinasi investasi swasta terhadap sektor AI masih didominasi oleh Amerika Serikat (AS), China, dan Inggris. (Padahal) sektor digital juga terus berkembang pesat di kawasan ASEAN dengan nilai investasi sektor TIK meningkat," ungkapnya, Jumat, 27 September 2024.

Sembari membuka diri untuk para investor asing menanamkan modal untuk pengembangan AI di Indonesia, Budi Arie juga mengajak para pelaku ekosistem teknologi digital nasional untuk mengambil peluang mengembangkan AI sebagai inovasi dan solusi.

Potensi AI makin menjanjikan dengan adanya peluang nilai investasi startup AI yang kompetitif mencapai US$1 triliun terhadap PDB ASEAN pada 2030. Sedangkan di Indonesia, sektor digital berhasil menarik kurang lebih dari US$22 miliar investasi di tahun lalu.

“Potensi pasarnya juga diprediksi mencapai US$210 miliar sampai US$360 miliar pada tahun 2030 dengan didominasi industri e-commerce, online travel, transportasi dan makanan, serta media online. Adapun angka kontribusi AI pada perekonomian Indonesia di tahun yang sama diprediksi mencapai US$366 miliar," jelas Menkominfo.

Budi Arie juga memaparkan bahwa potensi tersebut menunjukkan AI sebagai emerging technologies atau teknologi yang berkembang dan semakin dipercaya di berbagai sektor.

“Sebanyak 73 persen dari 700 pengembang AI global percaya bahwa AI akan diadopsi oleh organisasi mereka dalam dua tahun ke depan. AI juga dipercaya untuk menghadirkan solusi bagi berbagai sektor di negara berkembang seperti di bidang pendidikan, kesehatan, publik dan finansial, serta tenaga kerja,” tuturnya.

Meski begitu, ia tak lupa menyebutkan masih ada beberapa tantangan dalam pengembangan AI yang perlu diwaspadai dan dicari solusinya agar Indonesia bisa menjadi negara yang tepat untuk destinasi investasi AI oleh para investor.

Salah satunya pembangunan infrastruktur yang belum merata dan keterbatasan pendanaan yang menghambat penetrasi internet sebagai fondasi pengembangan AI.

“Selain itu, kurangnya transfer of knowledge dari negara-negara developer AI juga membatasi pengembangan tata kelola AI di suatu negara,” ungkap Menkominfo Budi Arie Setiadi.