Mencetak 1 Juta Ahli Siber Indonesia

Menkominfo Budi Arie Setiadi di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA – Kendati tenaga kerja keamanan siber tumbuh sebesar 12,6 persen antara 2022 dan 2023, namun terdapat kekurangan hampir empat juta ahli keamanan siber di seluruh dunia.

Di sisi lain, jumlah talenta keamanan siber di Asia Pasifik pada 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 11,8 persen atau lebih dari 960 ribu orang. Akan tetapi, talenta di Asia Pasifik secara umum masih mengalami kekurangan sebanyak 2,5 juta orang.

Berdasarkan kajian ketersediaan dan kebutuhan talenta digital Indonesia untuk 2023-2030 menyebutkan bahwa rata-rata kebutuhan talenta digital Indonesia menyentuh angka 458.043 orang per tahun.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan memberikan pelatihan keamanan siber bagi satu juta orang Indonesia melalui akademi secara online yang merupakan Program Penguatan Kapabilitas Keamanan Siber.

Dengan memanfaatkan platform Digital Talent Scholarship (DTS) milik Kemenkominfo, akademi ini fokus pada pengembangan pengetahuan dasar dan keterampilan praktis dalam keamanan siber bagi individu dan usaha kecil, memastikan mereka lebih siap melindungi diri di dunia yang semakin terdigitalisasi.

“Yang paling penting adalah investasi sumber daya manusia (SDM). Sebab, kebutuhan akan talenta yang terampil dalam bidang keamanan siber semakin signifikan,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.

Inisiatif ini juga akan mendorong dan mengasah kemampuan keamanan siber Indonesia baik bagi para profesional yang sudah ada maupun talenta baru. Hal ini diharapkan dapat menambah jumlah spesialis dalam bidang keamanan siber.

Direktur Utama dan Kepala Eksekutif Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha.

Photo :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

Direktur Utama dan Kepala Eksekutif Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha.

Photo :
Untuk itu, Kemenkominfo menggaet Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Mastercard sebagai mitra dalam menyelenggarakan pelatihan keamanan siber. Peserta program ini nantinya akan memperoleh sertifikasi jika berhasil melewati pelatihan.

Adapun pelatihan yang tersedia akan mengasah keterampilan penting yang dibutuhkan dalam ekonomi digital saat ini, seperti cara menginventarisasi perangkat, menguasai pembaruan perangkat lunak dan keamanan siber, melindungi diri dari serangan phishing dan malware, serta mengamankan data bisnis dengan backup.

“Penerima manfaat pelatihan ini tidak hanya berhenti di tingkat dasar, tapi juga mengakses modul dengan level lebih tinggi atau tema-tema lebih spesifik. Program ini sebagai upaya untuk mencetak satu juta talenta digital dalam lima tahun ke depan. Target utamanya masyarakat, UMKM, pebisnis atau pelaku usaha,” ujar Menkominfo Budi Arie.