Polusi Udara 'Curi' 2,5 Tahun Umur Orang Indonesia

Ilustrasi polusi udara Jakarta.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Polusi udara di Indonesia, terutama di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, merupakan masalah serius yang mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.

Berdasarkan Air Quality Life Index (AQLI), penduduk Indonesia diperkirakan akan kehilangan 2,5 tahun dari harapan hidup mereka akibat kondisi polusi udara saat ini.

Dampak kesehatan yang paling parah akibat polusi partikulat tercatat di Depok, Bandung, dan Jakarta, di mana konsentrasi polusi partikulat mencapai tingkat tertinggi.

Ilustrasi polusi udara.

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy

Selain itu, menurut laporan Kualitas Udara Dunia IQAir yang dirilis pada Maret 2022, Indonesia berada di peringkat ke-17 sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, dengan konsentrasi PM2,5 sebesar 34,3 μg per meter kubik.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di Asia Tenggara.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif KC Foundation, Chepy Aprianto mengatakan bahwa, pihaknya akan berperan aktif membantu pemerintah mendorong peralihan ke energi bersih, sebagai langkah penting mengurangi polusi udara sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Kami melihat energi bersih sebagai masa depan yang harus kita bangun bersama. Ini bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga tentang kesehatan kita dan generasi mendatang,” ujarnya dalam rilis yang diterima VIVA Sabtu, 10 Agustus 2024.

“Dengan penggunaan energi terbarukan seperti peningkatan regulasi EUR4 untuk kendaraan, kita tidak hanya melindungi lingkungan tetapi juga meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,” sambungnya.

Selain itu, Chepy menyatakan bahwa pihaknya juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat dari energi bersih, tidak hanya dari sisi kesehatan tetapi juga ekonomi.

“Kami percaya bahwa setiap orang dapat berkontribusi dalam transisi ini, baik melalui tindakan kecil seperti mengurangi penggunaan bensin yang bersulfur tinggi, hingga mendukung kebijakan yang mendorong energi bersih,” pungkasnya.