Indonesia Utamakan Prinsip Transfer Teknologi dan Ilmu

Menkominfo Budi Arie Setiadi.
Sumber :
  • VIVA/Arianti Widya

VIVA Tekno – Menteri Komunikasi dan Infomatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebutkan pemerintah Indonesia mengutamakan prinsip transfer teknologi dan ilmu dalam tata kelola pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) agar dapat mendukung transformasi digital nasional yang berkelanjutan.

Menurutnya, langkah tersebut dapat memaksimalkan potensi masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi tapi juga untuk menjadi pengembang AI.

"Hal ini memungkinkan Indonesia dan negara berkembang lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam rantai pasokan AI global. Jadi, tidak hanya masyarakat terbatas sebagai pengguna atau followers saja," kata dia di Jakarta, Senin malam, 3 Juni 2024.

Tata kelola AI di Indonesia menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam beberapa waktu terakhir karena dinilai dapat menjadi faktor yang menyukseskan program transformasi digital nasional.

Hal itu dikemukakan Budi Arie berkaca dari banyaknya survei global yang menunjukkan potensi pengembangan AI untuk sebuah negara.

Misalnya, laporan McKinsey dan Kearney yang pada 2023 menyebutkan AI dapat berkontribusi pada PDB global hingga US$1 triliun (Rp16.209 triliun).

Untuk Indonesia, laporan tersebut mengemukakan apabila AI digunakan maka Indonesia berpotensi mendapatkan PDB sebesar US$366 miliar (Rp5.932 triliun) dari implementasinya.

Lalu, dalam indeks kesiapan AI di Asia Tenggara yang merupakan laporan Oxford Insight di 2023, menunjukkan Indonesia berada di posisi keempat setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

"Agar seluruhnya dapat terealisasi, maka pemerintah menyiapkan tata kelola AI dengan prinsip transfer teknologi dan ilmu sebagai dasarnya," ungkap Menkominfo.

Prinsip tersebut sejalan dengan langkah Indonesia dalam berbagai forum AI global yang mengusung bahwa para pengembang teknologi harus memperhatikan tiga aspek penting, yakni people, policy, dan platform.

"Ini memungkinkan inovasi AI bisa diakses secara inklusif oleh banyak pihak dengan tetap mengedepankan kemanusiaan sebagai pusat dari teknologi itu sendiri," jelas Menkominfo Budi Arie.