Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang
- Koreaboo
VIVA Tekno – Seorang wanita Korea mengalami kerugian besar mencapai $50 ribu atau sekitar Rp810 miliar setelah tertipu oleh penipuan yang melibatkan akun palsu mengaku sebagai Elon Musk, pendiri Tesla dan tokoh terkenal di dunia teknologi.
Jeong Ji Sun, wanita yang menjadi korban penipuan tersebut, menceritakan bagaimana ia terjebak dalam perangkap akun palsu tersebut. Berikut ini selebihnya tentang bagaimana wanita Korea tersebut bisa tertipu.
Awalnya, Jeong Ji Sun dihubungi melalui Instagram oleh seseorang yang mengaku sebagai Elon Musk. Meskipun pada awalnya ia ragu, Jeong percaya setelah "Musk" mengirimkan foto kartu identitas dan gambar dirinya sedang bekerja. Akun tersebut mengklaim bahwa ia kadang-kadang menghubungi penggemar, yang membuat Jeong sebagai korban semakin percaya.
"Saya mengalami sesuatu seperti mimpi tahun lalu. Pada 17 Juli tahun lalu, Musk menambahkan saya sebagai teman di Instagram. Meskipun saya telah menjadi penggemar berat Musk setelah membaca autobiografinya, saya awalnya meragukannya,” ungkapnya yang dikutip dari Koreaboo pada Kamis, 25 April 2024.
Hubungan antara Jeong dan "Musk" semakin dekat, bahkan mencapai titik di mana "Musk" mengucapkan kata-kata "Aku mencintaimu" dalam panggilan video. Namun, setelah beberapa waktu, terungkap bahwa "Musk" sebenarnya adalah bagian dari penipuan yang rumit menggunakan kecerdasan buatan. Hingga akhirnya Jeong mengalami kerugian finansial besar karena tertipu.
Penipuan semacam ini terjadi ketika seseorang dibujuk untuk merasa aman dan dijanjikan pengembalian investasi, hanya untuk dimanfaatkan oleh penjahat. Dalam kasus ini, pelaku memberikan Jeong rekening bank Korea, mengklaim bahwa ia akan membantunya menghasilkan uang.
Jeong menyetorkan deposit sekitar 7 juta dolar atau sekitar Rp113 miliar ke penipu, yang kemungkinan menggunakan teknologi deep fake untuk meniru penampilan Elon Musk.
Meskipun Korea memiliki undang-undang untuk melindungi warganya dari penipuan, kemajuan teknologi telah meninggalkan celah yang dimanfaatkan oleh penjahat. Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua orang untuk berhati-hati dalam berinteraksi online dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak diverifikasi.