eSIM Bagian dari Mengurangi Jejak Karbon

Kartu SIM atau SIM card.
Sumber :

VIVA Tekno – Data Emissions Database for Global Atmospheric Research (EDGAR) dalam laporan GHG Emissions of All World Countries 2023 menyebutkan bahwa jejak karbon di Indonesia didominasi oleh karbondioksida atau CO2 yang mencapai 55,8 persen sebagai hasil dari emisi gas rumah kaca berbagai industri.

Untuk itu, Telkomsel mengajak seluruh pelanggan mengurangi CO2 lewat program Jaga Bumi Carbon Offset melalui penukaran Telkomsel Poin untuk penanaman pohon.

Salah satu capaian yang telah diraih yakni berkolaborasi bersama platform Jejak.in dengan menanam lebih dari 15 ribu pohon mangrove di berbagai lokasi termasuk Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara di sepanjang 2023.

Kemudian, menggandeng PlusTik memproduksi lebih dari 75 ribu pavement block dan 20 ribu phone holder dari limbah plastik dan bekas cangkang kartu SIM, yang juga dilaksanakan pada tahun lalu.

Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Saki Hamsat Bramono, mengaku hingga saat ini telah mendukung akses digital pada 232 situs jaringan di daerah terpencil dan perbatasan Indonesia melalui program BTS Merah Putih yang menggunakan energi hijau atau sumber daya terbarukan.

"Jadi, konsumsi energi lebih efisien dan rendah emisi gas karbon," kata dia, Selasa, 23 April 2024. Sebelumnya, Telkomsel juga telah meluncurkan Embedded Subscriber Identity Module (eSIM) untuk pengalaman serba digital yang seamless, mudah, dan praktis dalam mengakses seluruh jaringan Telkomsel tanpa perlu menggunakan kartu SIM fisik.

"Hadirnya eSIM Telkomsel juga diharapkan dapat mengurangi limbah bekas cangkang kartu SIM dan mendukung keberlanjutan program Telkomsel Jaga Bumi Waste Management," jelas Saki.