Tinggal di Sini 100 Hari Bisa Awet Muda
- Dailymail
VIVA Tekno – Awet muda merupakan sesuatu yang diinginkan banyak orang. Mereka bahkan melakukan berbagai cara, seperti mengonsumsi vitamin hingga perawatan tubuh dengan harga mahal, hanya ingin tampil awet muda.
Namun, baru-baru ini, ilmuwan mengungkap cara sederhana untuk tetap awet muda. Ilmuwan asal Florida, Amerika Serikat (AS) Joseph Dituri, yang juga seorang penyelam profesional, mengungkap bahwa hidup di bawah air bisa membuat orang tetap awet muda.
Hal ini dibuktikannya dengan melakukan penelitian di mana ia menghabiskan 100 hari hidup di bawah air. Seperti dilansir dari situs Daily Mail, Dituri menghabiskan waktu untuk memecahkan rekor di sebuah penginapan bawah laut bertekanan tinggi yang terletak di dasar laguna sedalam 30 kaki atau 9,4 meter di Key Largo, Florida.
Ia menemukan bahwa apa yang dilakukannya mampu membalikkan usia tubuhnya pada tingkat sel, yang menurutnya, kini 20 tahun lebih muda dari usia sebenarnya serta menunjukkan penurunan 50 persen pada setiap penanda peradangan di tubuhnya, dan jumlah sel induk 17 kali lipat dari yang diharapkan.
"Jadi, pada dasarnya, (saya memiliki) proliferasi sel induk, pengurangan rasa sakit, pengurangan peradangan, dan penghambatan racun. Usia saya sekarang 57 tahun. Dan, usia ekstrinsik (biologis) saya adalah 44 tahun. Ketika saya keluar dari air, usia ekstrinsik saya jadi 34 tahun. Telomer saya memanjang. Saya (merasa) jadi lebih muda ketika berada di bawah air," klaim Dituri.
Seperti diketahui, telomer adalah struktur yang terbuat dari urutan DNA dan protein yang ditemukan di ujung kromosom.
Setiap kali sel membelah, sel-selnya menjadi lebih pendek. Begitu telomer hilang, sel akan mati jadi dengan memanjangkan telomer, sel akan hidup lebih lama dan proses penuaan melambat.
Ilmuwan yang juga mantan penyelam Angkatan Laut AS tersebut menyatakan bahwa telomernya tidak sepanjang saat pertama kali keluar, namun, masih lebih panjang dari sebelumnya.
Sayang, ia tidak memberikan informasi atau bukti tambahan apapun tentang penelitian atau pengukurannya.
Dituri percaya bahwa pembalikan usia ini disebabkan oleh hidup di lingkungan bertekanan tinggi yang juga dikenal sebagai lingkungan ‘hiperbarik’. Ia berharap agar penelitian lanjutan bisa dilakukan.
"Saya meyakini bahwa terapi hiperbarik adalah sesuatu yang perlu ditelusuri untuk penyakit seperti kolitis ulserativa, penyakit usus kronis yang terkait dengan peradangan," jelasnya.