Pemegang Saham Telkomsel Bidik Cuan dari Data Center
- Sabey Data Centers
VIVA Tekno – Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) diprediksi akan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) negara di Asia Tenggara pada 2030.
Kontribusi tersebut antara 10 hingga 18 persen, atau meningkat sekitar US$1 triliun (Rp15.730 triliun), menurut firma konsultan manajemen asal Amerika Serikat (AS), Kearney.
Melihat besarnya potensi AI terhadap perekonomian membuat Singapore Telecommunications atau Singtel, melalui anak usaha Digital InfraCo, mengumumkan kerja sama dengan Nvidia membentuk perusahaan bernama Nxera.
Tugasnya menerapkan kemampuan kecerdasan buatan (AI) pada pusat data (data center) mereka di seluruh Asia Tenggara. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan data center serta pertumbuhan ekonomi digital di kawasan tersebut.
Pemegang saham PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel itu bergerak cepat untuk menjadikan data center sebagai sumber pendapatan menggiurkan ke depannya.
"Cara ini akan memungkinkan klien kami untuk mengadopsi teknologi AI serta layanan digital tanpa harus memiliki atau memelihara prosesor yang mahal. Singapura dan Malaysia termasuk di antara negara di kawasan ini yang meningkatkan pembangunan data center AI, kendati hal itu masih dalam tahap awal," kata Kepala Eksekutif Digital InfraCo, Bill Chang, seperti dikutip dari situs Asia.Nikkei, Selasa, 6 Februari 2024.
Singtel, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh BUMN Telekomunikasi Singapura Temasek Holdings, memposisikan bisnis data center sebagai pilar pertumbuhan perusahaan berikutnya.
Ia melihat mulai banyaknya permintaan khusus ketersediaan fasilitas data center di Asia Tenggara - salah satu pasar dengan pertumbuhan ekonomi tercepat karena meningkatnya populasi penduduk.
Sebagai informasi, total jumlah penduduk di kawasan ini hampir mencapai 676 juta jiwa, dengan Indonesia terbanyak, yaitu 274 juta jiwa.
"Data center adalah jantung ekonomi digital. Meskipun jumlah fasilitasnya terus bertambah tapi sangat sedikit yang mampu menangani beban kerja AI secara efisien, karena memerlukan kepadatan daya yang lebih tinggi dan sistem pendinginan yang lebih baik," jelas Bill Chang, yang juga menjabat sebagai kepala divisi Infrastruktur Singtel.