Hujan Tak Biasa Bakal Terjadi Mulai Dini Hari
- www.space.com/Ian Forsyth/Getty
Jakarta – Hujan Meteor Quadrantid diharapkan mencapai puncaknya minggu ini, menampilkan potensi hingga 120 bintang jatuh per jam yang terlihat di langit malam.
Menurut American Meteor Society, seperti dikutip VIVA Tekno, hujan meteor ini berpotensi menjadi yang terkuat dalam tahun 2024, tetapi memiliki puncak singkat selama enam jam.
Puncak hujan meteor tersebut dijadwalkan terjadi pada Rabu hari ini, 3 Januari hingga Kamis, 4 Januari 2024, meskipun sering kali puncaknya terjadi di siang hari.
Avivah Yamani, seorang penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan Bandung, menyatakan bahwa hujan meteor ini telah berlangsung sejak 26 Desember dan akan berlanjut hingga 14 Januari 2024.
“Waktu puncaknya hanya terjadi beberapa jam,” katanya. Hujan meteor itu baru akan terlihat di Indonesia misalnya mulai pukul 02.46 WIB di arah timur laut.
Namun, menurut Avivah, jumlah meteor yang tampak melesat di belahan Bumi selatan tidak akan sebanyak di Bumi utara sekitar 121 meteor per jam. Tantangan lain untuk pengamatannya yaitu terkait dengan cahaya Bulan.
Kemudian, American Meteor Society menyatakan Sekitar 25 bintang jatuh per jam biasanya terlihat di langit yang gelap saat puncak Quadrantid.
Namun, sepertinya tidak ada gunanya bepergian ke langit gelap untuk menyaksikan peristiwa ini pada 2024 karena seperempat bulan terakhir yang terang akan berada di langit tepat pada saat Quadrantid mencapai puncaknya.
Cahaya Bulan akan memutihkan langit dan membuatnya lebih sulit untuk melihat bintang jatuh yang lebih redup, meskipun Quadrantid dikenal menghasilkan bola api yang terang yang dapat menembus segala jenis polusi cahaya.
Hujan meteor biasanya diberi nama sesuai dengan rasi bintang tempat hujan meteor tersebut muncul. Dalam kasus Quadrantid, itu adalah rasi bintang Quadrans Muralis, meskipun rasi bintang ini tidak lagi diakui sebagai rasi bintang.
Rasi ini berada di antara rasi Bootes dan Draco, di dekat ujung gagang Biduk di langit utara, menurut NASA. Karena posisinya di langit, Hujan Meteor Quadrantid hanya terlihat di Belahan Bumi Utara.
Bintang jatuh adalah meteoroid – partikel kecil berbatu yang menghantam atmosfer Bumi. Partikel-partikel yang jatuh ini memanas dan menguap, melepaskan energi yang terlihat sebagai garis-garis cahaya di langit malam.
Hujan Meteor Quadrantid diduga disebabkan oleh debu dan puing-puing yang ditinggalkan di tata surya bagian dalam oleh Asteroid 2003 EH1, yang mengorbit Matahari setiap 5,5 tahun.