Keputusan Sulit di Mars dan Potensi Kanibalisme di Ruang Angkasa

Ilustrasi baju astronot.
Sumber :
  • Spacenews

VIVA – Dalam perjalanan luar angkasa yang mendebarkan, manusia seringkali dihadapkan pada tantangan yang tak terduga. Terbayangkah kamu harus membuat keputusan sulit di mana hidup dan mati berada di ujung tanduk, dan satu-satunya opsi yang tersedia adalah menghadapi kemungkinan kanibalisme di luar angkasa?

Baru-baru ini, buku berjudul ‘A City on Mars: Can we settle space, should we settle space, and have we really thought this through?’ karya Kelly dan Zach Weinersmith membuka pintu diskusi mengerikan tentang kemungkinan manusia menjadi kanibal di luar angkasa. Apa yang terjadi jika situasi memaksa kita untuk menghadapi pilihan sulit tersebut?

Ilustrasi: Astronot di Stasiun Ruang Angkasa

Photo :
  • NASA|Space.com

Dilansir dari Live Science, Kamis, 9 November 2023, skenario kanibalisme di luar angkasa mungkin terdengar seperti plot film fiksi ilmiah yang menakutkan, tetapi dalam dunia eksplorasi luar angkasa, pertanyaan etika ini bukanlah sekadar khayalan. Ketika kehidupan dan kematian bergantung pada keputusan-keputusan sulit, manusia mungkin mendapati diri mereka terjebak dalam dilema kanibalisme yang sulit dihindari.

Dalam konteks ini, pertanyaan mendasar muncul: Apa yang akan kita lakukan jika kebutuhan bertahan hidup mendorong manusia untuk mengonsumsi sesama manusia? Apakah kita dapat memahami dan menerima tindakan ekstrem ini sebagai bentuk bertahan hidup, ataukah itu menjadi batas moral yang tidak dapat kita lintasi, bahkan di tengah kondisi paling sulit sekalipun?

Ilustrasi baju astronot.

Photo :
  • Spacenews

Buku tersebut mengeksplorasi skenario mengerikan di mana astronot harus mempertimbangkan opsi "hidangan luar angkasa terlarang" sebagai cara untuk mempertahankan hidup. Meskipun ini terdengar seperti konsep dari pikiran fiksi ilmiah, pertimbangan ini menggugah kesadaran kita tentang ketidakpastian dan tantangan yang mungkin dihadapi manusia dalam menaklukkan luar angkasa.

Dalam era penjelajahan antariksa yang semakin dekat, pertanyaan-pertanyaan etika semacam ini mungkin bukan lagi hanya khayalan, tetapi menjadi bagian dari persiapan manusia untuk tantangan luar angkasa yang belum terpikirkan sebelumnya. Apakah manusia dapat mempertahankan moralitas mereka di luar angkasa, ataukah kebutuhan akan bertahan hidup akan memaksa mereka untuk menghadapi sisi gelap yang tak terbayangkan sebelumnya?

Pertanyaan-pertanyaan ini menyoroti kompleksitas eksplorasi luar angkasa dan menimbulkan refleksi mendalam tentang harga yang harus dibayar manusia untuk menembus batas-batas terakhir alam semesta.