Fokus Pembangunan SDM Berkualitas Sejak Dini

Ilustrasi SDM berkualitas.
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta – Indonesia diproyeksikan menuai bonus demografi pada 2045 lantaran komposisi penduduknya didominasi usia produktif.

Peluang ini harus dioptimalkan dengan mendorong penguatan pendidikan karakter untuk menyongsong era Indonesia Emas 2045 atau satu abad kemerdekaan Indonesia.

Untuk menggapai Indonesia Emas 2045, lanjutnya, diperlukan persiapan dan perencanaan matang. Hal tersebut dimulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai langkah awal, dalam mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) berkualitas.

“Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah tahapan awal dalam tahap proses pembelajaran yang sangat vital. Karena membangun generasi muda tentu didasari dan diawali dari situ," ungkap Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Muhammad Adlin.

Anak-anak sarapan

Photo :
  • children.com

Ia menyebut ada tiga faktor penting yang perlu diterapkan dalam dunia pendidikan agar dapat menciptakan generasi berkualitas.

“Kita perlu memberikan pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter, etika, dan kreativitas,” tuturnya. Ketiga faktor tersebut merupakan konsep yang diusung dalam pendidikan “Kurikulum Merdeka”.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan karakter dan kemandirian siswa sejak dini, dengan menekankan pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas, kritis berpikir, kolaborasi, dan komunikasi.

"Konsep ini mendorong setiap individu terlepas dari usia untuk selalu belajar dan mengembangkan diri. Membangun pondasi yang kuat. Dan ini adalah jawaban tantangan di masa depan,” kata Staf Ahli Mendikbudristek Muhammad Adlin.

Dalam Kurikulum Merdeka, ia mengungkapkan peran guru bukan lagi hanya sebatas memberikan informasi dan pelajaran kepada siswa, tetapi lebih pada membimbing dan membantu siswa dalam menggali potensi yang mereka miliki.

Peran Orang Tua dalam implementasi Kurikulum Merdeka

Photo :
  • Kemendikbudristek

Untuk itu, ia mengapresiasi LDII yang telah mengusung “Sekolah Pamong Indonesia” atau SPI. Menurutnya, konsep SPI sejalan dengan konsep Kurikulum Merdeka yang mendorong peningkatan kualitas pendidik di Indonesia.

“Istilah Sekolah Pamong Indonesia ini saya kira penting untuk kita masyarakatkan karena sebenarnya inti dari sekolah Kurikulum Merdeka belajar adalah mengembalikan fungsi guru itu sebagai pamong atau coach,” papar Adlin.

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso mengungkapkan langkah dasar yang harus dilakukan dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi adalah dengan menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) berkualitas sejak usia dini.

"Sepakat bahwa pembangunan SDM harus dimulai sejak dini, bahkan sejak di kandungan ibu. PAUD satu di antara langkah untuk menyiapkan hal tersebut. Kami juga memiliki delapan bidang program prioritas, yang empat bidang pertama fokus pada pembangunan SDM, yaitu kebangsaan, keagamaan, pendidikan, dan kesehatan,” ujarnya.