Serangan Siber Turut Mengintai Gelaran Konser Musik

Ilustrasi konser musik.
Sumber :
  • Freepik/bedneyimages

VIVA Tekno – Acara konser musik atau pertunjukan artis tidak luput dari serangan siber karena memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap penjualan tiket.

Kejahatan ini bisa mengganggu seluruh proses penjualan tiket, sehingga dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi pihak penyelenggara dan promotor acara. 

Kebanyakan orang menggunakan browser yang tidak terproteksi untuk mencari tahu info konser, baik desktop maupun smartphone. Aktivitas tersebut menjadi salah satu celah yang dapat dimanfaatkan oleh para aktor jahat untuk melancarkan serangannya.

Laporan penelitian terbaru dari Unit 42 Palo Alto Networks mengungkapkan bahwa URL atau web browser, merupakan metode utama penyebaran ransomware dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 77 persen.

Dengan banyaknya pengumuman jadwal konser belakangan ini, penting bagi masyarakat untuk berhati-hati dan waspada terhadap potensi ancaman dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan demi melindungi keamanan data mereka.

Ada beberapa insiden serangan siber yang memengaruhi penjualan tiket konser online. Salah satu contoh kasus populer adalah serangan siber yang mengganggu penjualan tiket konser Taylor Swift pada November 2022.

Taylor Swift

Photo :
  • Twitter @taylorswift13

Platform penjualan tiket mengalami serangan yang digerakkan oleh bot di mana pelaku kejahatan menggunakan alat serangan otomatis untuk membanjiri situs web dengan trafik, membuat sistem menjadi offline dan mengganggu proses pembelian tiket. 

Insiden ini menyoroti kerentanan sistem tiket online terhadap serangan siber, Imbasnya aktor jahat dapat menerobos sistem untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun pengguna, berpotensi mencuri informasi pribadi dan melakukan penipuan. Untuk itu, ditekankan pentingnya langkah konkret peningkatan kemampuan keamanan siber di sistem pemesanan tiket untuk pertunjukan musik dan seni di ranah industri hiburan.

Dalam hal penjualan tiket konser online, terdapat beragam jenis serangan siber yang dapat mengancam penyelenggara acara dan juga pembeli tiket. Beberapa jenis serangan siber yang mempengaruhi penjualan tiket konser online meliputi.

Serangan Denial-of-Service (DDoS) yang terdistribusi

Dalam skenario ini, pelaku kejahatan membanjiri situs web atau platform tiket online dengan jumlah traffic yang berlebihan, sehingga menyebabkan situs tersebut macet atau tidak dapat diakses. Hal ini tidak hanya mengganggu proses penjualan tiket, tetapi juga menimbulkan rasa frustrasi di antara calon pembeli.

Serangan phishing dan rekayasa sosial

Penjahat siber sering kali mengirim email penipuan atau membuat situs web palsu yang meniru penjual tiket resmi. Pelaku ancaman mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi jaringan yang dipercaya untuk menjebak korban, salah satu caranya adalah melalui phising, di mana mereka menyuntikkan kode berbahaya ke dalam situs web asli, untuk kemudian disebarkan melalui domain yang baru didaftarkan (NRD). 

Serangan hacker atau siber.

Photo :
  • Science News

Terdapat data yang menunjukkan bahwa sekitar 12,9 persen NRD telah disusupi oleh serangan phishing yang berasal dari layanan musik. Calon korban dapat tertipu dengan memberikan informasi pribadi, seperti detail kartu kredit, yang kemudian dapat digunakan untuk tujuan penipuan.

Pelanggaran data dan informasi pelanggan yang dicuri

Peretas dapat menargetkan database yang berisi data pelanggan, termasuk nama, alamat, dan detail pembayaran. Informasi yang dicuri ini dapat dijual di dark web.

“Dampak lainnya yang tak kalah serius dari serangan siber pada penjualan tiket adalah pembobolan data pribadi yang terjadi selama proses tersebut berlangsung. Hal ini menekankan perlunya implementasi langkah-langkah keamanan siber yang kuat untuk melindungi penjualan tiket online dan mencegah pelanggaran data pribadi,” kata Adi Rusli, Country Manager Palo Alto Networks Indonesia dalam keterangannya, Jumat, 8 September 2023.

Serangan siber juga berdampak buruk pada reputasi dan kepercayaan pelanggan. Ketika konsumen mengalami insiden keamanan selama proses pembelian tiket, hal tersebut dapat turut mengikis kepercayaan mereka terhadap penyelenggara acara dan juga platform penjualan tiket. 

Dalam jangka panjang, hal ini tidak hanya berakibat pada berkurangnya keutungan penjualan, tetapi juga merugikan para penonton konser yang mungkin menjadi korban penyalahgunaan data pribadi. Mengedukasi pelanggan tentang potensi risiko dan menggalakkan kebiasaan browsing yang aman dapat membantu mencegah mereka menjadi korban serangan siber yang menargetkan penjualan tiket konser online. 

“Untuk memitigasi risiko ini, penyelenggara konser juga perlu berinvestasi dalam langkah-langkah strategis yang kuat agar terhindar dari potensi ancaman. Menerapkan protokol enkripsi, memperbarui perangkat lunak keamanan secara berkala, dan rutin melakukan evaluasi kerentanan merupakan beberapa langkah yang dapat membantu melindungi dari serangan siber,” tambah Adi.