Setelah India, Besok Jepang akan Mendarat di Bulan
- JAXA
VIVA Tekno – Jepang akan menyusul India dalam hal pendaratan di Bulan akhir pekan ini. Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) berencana meluncurkan misi Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) pada Minggu, 27 Agustus pukul 20:26 EDT (28 Agustus, 07:26 WIB).
Misi ini akan diluncurkan dari Tanegashima Space Center menggunakan roket H-IIA Jepang. Pendaratan SLIM, yang diperkirakan akan terjadi empat hingga enam bulan dari sekarang, akan menjadi upaya kedua Jepang dalam beberapa bulan terakhir untuk memasang perangkat keras di permukaan satelit alami Bumi itu.
Upaya yang dilakukan perusahaan ispace yang berbasis di Tokyo pernah gagal dalam misi pendaratannya pada 25 April kemarin, menurut laman Space, Sabtu, 26 Agustus 2023.
Misi X-Ray Imaging and Spectrcopy Mission (XRISM) juga akan terbang menggunakan H-IIA, yang bertujuan untuk mengamati alam semesta dalam sinar-X. Pesawat luar angkasa itu merupakan hasil kolaborasi JAXA, NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA).
SLIM adalah misi kecil Bulan dengan tujuan besar. Wahana ini akan mendemonstrasikan teknik pendaratan di Bulan yang akurat dengan pendaratan yang tepat. Rencana misinya adalah melakukan pendaratan tidak lebih dari 328 kaki (100 m) dari target di dalam Kawah Shioli.
Dari sana pendarat akan memeriksa lingkungan di sekitar Kawah Shioli, fitur tumbukan selebar 984 kaki (300 m) di dalam Mare Nectaris. Daerah tersebut kira-kira berada di 13 derajat Lintang Selatan dan 25 derajat Bujur Timur, di sisi dekat Bulan yang menghadap Bumi.
Jika SLIM berhasil mencapai permukaan dengan selamat, Jepang akan menjadi negara kelima yang berhasil mencapai permukaan Bulan setelah Uni Soviet, Amerika Serikat, Jepang, dan India.
Negeri Bollywood itu diketahui baru saja bergabung dengan grup tersebut dengan pendaratan bersejarah dari duo penjelajah dan pesawat luar angkasa Chandrayaan-3 pada 23 Agustus.
JAXA adalah mitra dalam Artemis Accords yang dipimpin NASA, bertujuan mencapai Bulan sambil menetapkan norma-norma damai di luar angkasa.
Sejauh ini perjanjian tersebut telah ditandatangani oleh lusinan negara, dan Jepang jadi salah satu negara yang secara aktif berpartisipasi dalam program Bulan manusia milik NASA yang disebut Artemis.