Indonesia Punya Persepsi Paling Positif dan Progresif Terhadap Kripto

Bitcoin, Etherium, dan aset kripto.
Sumber :
  • Business Today

VIVA Tekno - Perusahaan teknologi perangkat lunak terkemuka dalam bidang web3, Consensys mengumumkan hasil dari survei pendapat global yang pertama kali dilakukan mengenai web3 dan kripto.

Survei ini dilakukan secara online oleh YouGov, grup periset data online dan analitik teknologi internasional. Survei ini mengeksplorasi topik-topik seperti privasi data, jejak karbon crypto, siklus berita terkini, dan kepemilikan digital. 

Temuan survei menunjukkan bahwa orang-orang di seluruh dunia termotivasi untuk berkontribusi dan yakin bahwa mereka memberikan kontribusi yang berharga secara online. 

Hasil riset menunjukkan bahwa orang-orang secara global termotivasi untuk membangun dan mempercayai bahwa mereka memberikan kontribusi secara online.
 
Survei ini dilakukan di 15 negara, yaitu Argentina, Brasil, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Meksiko, Nigeria, Afrika Selatan, Korea Selatan, Filipina, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Pendiri dan CEO Consensys, Joe Lubin mengatakan bahwa survei ini mengkonfirmasi munculnya paradigma kepercayaan terdesentralisasi yang memberdayakan pengguna dan komunitas. 

"Era para builder sejalan dengan etos web3 dimana setiap orang dapat berkontribusi. Consensys bertujuan menjadi pengurus yang terpercaya bagi para pembangun dan pengembang, mendukung pemberdayaan komunitas dan dampak positif secara global," ujarnya, melalui keterangan resmi, Rabu, 19 Juli 2023.

Bitcoin, Etherium, dan aset kripto.

Photo :
  • Mint

Indonesia mungkin menjadi negara yang paling progresif dan menjanjikan karea internet, yang mendapat dukungan dari pengguna dan berpusat pada komunitas.
 
Dalam survei tersebut, 77 persen responden menjawab bahwa mereka telah memberikan nilai tambah pada Internet, nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan sebagian besar negara lain dan semua negara Asia yang disurvei (misalnya Jepang dengan persentase 40 persen).

Ini juga mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia adalah orang-orang yang paling peduli terhadap privasi di Asia. Negara kita juga menempati peringkat kedua dalam keinginan untuk membagi keuntungan yang diperoleh perusahaan dari data pengguna (81 persen), serta untuk memiliki lebih banyak kontrol atas data pengguna (89 prrsen). 

Selain itu, kita juga menempati peringkat pertama di Asia dalam keyakinan terhadap kepemilikan digital, yang menunjukkan bahwa setiap orang seharusnya memiliki hal-hal yang mereka ciptakan di Internet. 

Masyarakat juga lebih sadar akan konsep Web3.0 dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Asia, dengan 23 persen responden menyatakan bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang Web3, dibandingkan hanya 9 persen warga Jepang.
 
Berbeda dengan beberapa negara Asia lainnya, Indonesia memiliki persepsi yang paling positif dan progresif terhadap kripto, di mana teknologi dianggap sebagai mata uang masa depan (17 persen) dan memiliki potensi untuk kepemilikan digital (15 persen), serta sebagai alternatif terhadap ekosistem keuangan tradisional (9 persen).
 
Temuan menunjukkan bahwa Indonesia dengan populasi muda yang dimilikinya sangat terbuka terhadap konsep-konsep Web3.0 dan berada pada posisi yang baik untuk menjadi salah satu yang terdepan dalam pergeseran paradigma.

Hasil-hasil tersebut juga menggambarkan pengguna Indonesia sebagai builder dan pencipta yang berorientasi ke masa depan, yang berkontribusi pada transformasi era baru internet.