Taliban Musuhi Mark Zuckerberg, Dukung Elon Musk
- Gizmodo.com
VIVA Tekno – Pada saat Elon Musk berkelahi dengan Mark Zuckerberg, seorang pemimpin Taliban di Afghanistan tiba-tiba menawarkan dukungan kepada bos Twitter itu.
Anas Haqqani menulis tweet yang mendukung Musk dan memujinya karena menjadikan Twitter sebagai platform yang baik untuk kebebasan berbicara.
"Twitter punya dua keunggulan penting dibandingkan platform media sosial lain. Hak istimewa pertama adalah kebebasan berbicara. Kedua adalah sifat publik dan kredibilitas Twitter, yang tidak memiliki kebijakan intoleran seperti Meta. Platform lain tidak dapat menggantikannya," kata dia.
Alasan mengapa pemimpin Taliban lebih memilih Twitter daripada Meta (sebelumnya Facebook ) cukup mudah. Facebook telah melabeli Taliban sebagai 'terorisorganisasi yang ditunjuk Tingkat 1' menurut kebijakan perusahaan.
Penunjukan ini membatasi para pemimpin Taliban untuk secara bebas berbagi pandangan mereka di platform. Sebaliknya, Twitter tampaknya memberi mereka lebih banyak kebebasan untuk mengekspresikan diri.
Menariknya, Taliban memiliki akun Twitter aktif bernama 'Islamic Emirate Afg' dengan sekitar 35.000 pengikut. Mereka sering memperbarui akun dengan tulisan dalam bahasa Urdu.
Dengan memilih Twitter, Taliban menemukan platform yang memungkinkan mereka mengkomunikasikan pesan secara lebih terbuka dan menjangkau khalayak yang lebih luas.
Frasa seperti kebebasan berbicara hanya memiliki relevansi simbolis dan oportunistik untuk kelompok seperti Taliban, yang secara rutin mendorong kebijakan yang dapat disebut regresif di Afghanistan.
Namun, terlepas dari kebijakan apa pun yang dimiliki Taliban dan pemerintahnya di Afghanistan, kelompok itu memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya di Twitter.
Sebaliknya, di Meta, kata 'Taliban' itu sendiri kotor. Saat mencari istilah 'Taliban' di Facebook, kita akan disambut dengan pesan yang menimbulkan kekhawatiran, menurut situs India Today, Selasa, 11 Juli 2023.
Pesan tersebut akan meminta pengguna untuk mengonfirmasi apakah mereka ingin melanjutkan pencarian, yang menyatakan bahwa istilah tersebut terkadang dikaitkan dengan individu dan organisasi berbahaya, yang tidak diizinkan di Facebook.
"Apakah Anda yakin ingin melanjutkan? Istilah yang Anda cari terkadang dikaitkan dengan aktivitas Individu dan Organisasi Berbahaya, yang tidak diizinkan di Facebook,” bunyi pesan tersebut.
Khususnya, Facebook telah menerapkan langkah-langkah untuk membatasi atau mencegah konten yang terkait dengan Taliban karena keterlibatan mereka dalam aktivitas yang dianggap berisiko atau berbahaya.
Pesannya berisi bahwa media sosial secara aktif memantau dan mengambil tindakan untuk mengatur keberadaan konten terkait Taliban di platformnya, sejalan dengan kebijakannya terhadap konten tersebut.