Fosil Cabai Ditemukan, Bagaimana Penampakannya?

Ilustrasi cabai.
Sumber :

Colorado, Amerika Serikat – Sejarah cabai tampaknya mulai ditulis ulang, setelah penemuan fosil langka Lycianthoides calycina, salah satu anggota dari suku cabai Capsiceae.

Temuan fosil cabai ini pun memberikan wawasan baru mengenai evolusi tanaman yang awalnya diperkirakan muncul di Amerika Selatan 15 juta tahun yang lalu. Adanya penemuan fosil cabai yang baru ini, ada kemungkinan tanaman itu sudah ada di Amerika Utara, setidaknya 50 juta tahun yang lalu.

Fosil Cabai

Photo :
  • IFL Science

Dikutip dari IFL Science, Jumat, 16 Juni 2023, fosil tersebut berasal dari Formasi Sungai Hijau di Colorado barat laut dan Wyoming barat daya, yang merupakan sedimen danau kuno.

Saat melakukan studi di sana, di antara temuan aneh, terdapat sebuah fosil yang menunjukkan ciri-ciri yang mirip dengan anggota tertentu dari famili Solanaceae- yang salah satunya adalah cabai.

Saat peneliti melihatnya, mereka mulai menduga apakah yang mereka lihat merupakan fosil cabai. Pasalnya, fosil ini memperlihatkan duri-duri kecil di ujung batangnya yang berbuah, mirip cabai.

"Awalnya saya pikir itu (fosil cabai) tidak mungkin. Tapi yang kami lihat itu sangat khas cabai," kata Rocio Deanna, peneliti bidang ekologi dan biologi evolusi yang terlibat dalam studi.

Tak hanya satu fosil saja, peneliti bahkan menemukan dua lagi fosil cabai yang berasal dari Formasi Sungai Hijau. Sedimen di tempat tersebut usianya berkisar antara 34 hingga 54 juta tahun.

"Cabai telah ada sejak lama dan kami masih memahami garis waktu baru ini," ungkat Stacey Smith, penulis senior makalah dan profesor biologi evolusioner di CU Boulder.

Fosil Cabai

Photo :
  • IFL Science

Namun ada faktor lain yang masih membuat bingung peneliti yaitu bagaimana cabai berhasil sampai ke Amerika Utara. Kemungkinan burung pemakan buah telah memakan sebagai sumber daya yang berharga sekaligus memberikan tumpangan gratis bagi cabai untuk berpindah ke negeri yang jauh.

Studi mengenai temuan fosil cabai ini dipublikasikan dalam jurnal New Phytologist.