NASA Bisa Tahu Akan Terjadi Badai Matahari 30 Menit Sebelum Kejadian

Badai Matahari.
Sumber :
  • Daily Express

VIVA Tekno – NASA atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat telah mengembangkan model komputer baru yang menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan data satelit untuk memberikan peringatan Badai Matahari 30 menit sebelum terjadi.

Deep Learning Geomagnetic Perturbation atau Dagger, dapat secara akurat memprediksi gangguan geomagnetik di seluruh dunia sebelumnya, memberikan waktu yang penting untuk meminimalkan dampaknya.

Badai Matahari merupakan ancaman bagi Bumi karena dapat merusak satelit, menyebabkan pemadaman listrik, dan mengganggu teknologi lainnya, melansir dari laman The National News, Senin, 12 Juni 2023.

Itu terjadi ketika angin Matahari —semburan energik dari letusan Matahari— menghantam medan magnet Bumi, yang menciptakan 'cahaya utara' dan 'cahaya selatan' di beberapa bagian dunia.

“Dengan AI maka memungkinkan untuk membuat prediksi global yang cepat dan akurat dan menginformasikan keputusan jika terjadi badai matahari, sehingga meminimalkan –atau bahkan mencegah– kehancuran pada masyarakat modern,” kata Vishal Upendran dari Inter-University Center for Astronomi dan Astrofisika di India.

Model menghasilkan prediksi dalam waktu kurang dari satu detik yang diperbarui setiap menit. Para peneliti telah memanfaatkan AI untuk mencari hubungan antara angin matahari dan gangguan geomagnetik.

Mereka telah menggunakan contoh sebelumnya ketika Badai Matahari menyebabkan gangguan di Bumi untuk membantu pola komputer mengenali pola.

Pada 1989, Badai Matahari yang merusak menyebabkan pemadaman listrik di seluruh Quebec, Kanada, selama 12 jam, memengaruhi bisnis, sekolah, dan kehidupan sehari-hari.

Badai Matahari.

Photo :
  • Bizsiziz

Badai Matahari paling intens yang pernah tercatat adalah Peristiwa Carrington pada 1859, karena memicu kebakaran di stasiun telegraf dan mencegah pengiriman pesan.

NASA mengatakan jika hal yang sama terjadi hari ini, dampaknya akan jauh lebih parah, dengan gangguan listrik yang meluas, pemadaman yang terus-menerus, dan terputusnya komunikasi global.

"Kekacauan teknologi seperti itu dapat melumpuhkan ekonomi dan membahayakan keselamatan dan mata pencaharian orang di seluruh dunia,” ungkap Laporan NASA.

Kode komputer Dagger bersifat open source, yang artinya dapat diadopsi oleh operator jaringan listrik, pengontrol satelit dan perusahaan telekomunikasi.

NASA mengatakan peringatan awal yang diberikan Dagger dapat memberi perusahaan dan pemerintah waktu untuk melindungi infrastruktur mereka dari badai matahari yang akan datang.

“Dengan model seperti Dagger, suatu hari nanti akan ada sirene Badai Matahari yang membunyikan alarm di pembangkit listrik dan pusat kendali satelit di seluruh dunia, seperti sirene tornado meraung-raung sebelum cuaca terestrial yang mengancam di kota-kota di seluruh Amerika,” kata NASA.

AI telah digunakan dalam teknologi prediksi Badai Matahari sebelumnya, tetapi ini adalah pertama kalinya AI dan data satelit real-time digunakan bersama untuk membuat prediksi tingkat lanjut.