Apple Dituding Bantu Spionase AS ke Rusia

Apple.
Sumber :
  • Apple.com

VIVA Tekno – Apple membantah klaim Rusia bahwa raksasa teknologi itu mengizinkan CIA (Central Intelligence Agency) menggunakan produknya untuk memata-matai diplomat asing. 

"Kami tidak pernah bekerja dengan pemerintah mana pun untuk memasukkan backdoor ke dalam produk Apple apa pun dan tidak akan pernah," kata juru bicara perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. 

Bantahan itu muncul setelah Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) menuduh badan intelijen AS memasang malware di ponsel pintar Apple yang digunakan diplomat Rusia, serta diplomat dari Israel, China, dan Suriah.

Menurut FSB, orang Amerika mengumpulkan informasi melalui program jahat yang sebelumnya tidak dikenal, menggunakan kerentanan perangkat lunak yang disediakan oleh pabrikan.

FSB juga menuduh Apple memberi pemerintah AS berbagai peluang untuk memata-matai kliennya, mengutip dari situs Russian Today, Sabtu, 3 Juni 2023.

Apple iPhone.

Photo :
  • Gsmarena.com

Tuduhan itu dibuat karena Washington dan Moskow terkunci dalam kebuntuan diplomatik paling serius dalam beberapa dekade karena konflik Ukraina yang sedang berlangsung.

Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) Edward Snowden mengungkapkan pada 2013 bahwa Amerika Serikat telah menjalankan operasi global untuk mengawasi politisi asing, termasuk beberapa di negara sekutu.

Sebelumnya dikabarkan CIA (Central Intelligence Agency) memasang malware pada ribuan ponsel Apple yang digunakan oleh warga negara Rusia dan diplomat asing yang bekerja di negara itu, klaim Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB).

FSB mengatakan pada hari Kamis bahwa operasi bersama dengan Federal Guard Service (FSO) telah mengungkap operasi pengawasan oleh badan intelijen Amerika yang dilakukan menggunakan perangkat seluler Apple.

Tidak hanya warga negara Rusia yang menjadi sasaran, tetapi juga nomor telepon dan pelanggan asing yang menggunakan kartu SIM yang terdaftar di diplomatik dan kedutaan besar di Rusia, termasuk negara-negara dari blok NATO dan wilayah post-Soviet, serta Israel, Suriah, dan China.