Ahli Temukan Kandungan Logam pada Vape
- Unicare Clinic
VIVA Tekno – Logam beracun mengintai di vape murah yang sering kini sering digunakan dan dijual, investigasi mengejutkan terungkap.
Pengujian pada rokok elektrik yang disita dari anak-anak sekolah ditemukan kandungan timbal, nikel, dan kromium dalam kadar berbahaya.
Beberapa bahkan hampir 10 kali lipat di atas batas aman yang telah ditentukan oleh ahli kesehatan. Paparan timbal dapat mengganggu perkembangan otak, sedangkan dua logam lainnya dapat memicu pembekuan darah.
Seorang ahli mengklaim hasil penyelidikan, yang dilakukan pada e-cigs atau electronic cigarettes yang dikumpulkan dari mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Worcestershire, adalah "yang terburuk yang pernah saya lihat". Apalagi, vape tersebut sudah tersebar di seluruh dunia dengan nama yang cukup terkenal.
Itu terjadi di tengah meningkatnya kegiatan vaping pada remaja.
Meskipun diterima secara luas sebagai pilihan yang lebih aman daripada merokok, efek jangka panjangnya tetap menjadi misteri dan dokter khawatir akan ada gelombang penyakit paru-paru, masalah gigi, dan bahkan kanker dalam beberapa dekade mendatang pada orang yang memulai kebiasaan tersebut di usia muda.
David Lawson, salah satu pendiri Inter Scientific, lab yang menganalisis 18 e-cigs berbeda, berkata: "Dalam 15 tahun pengujian, saya belum pernah melihat timah di perangkat (vape),” ujarnya.
"Tidak satu pun dari ini seharusnya ada di pasar. Mereka (produsen) melanggar semua aturan tentang tingkat logam yang diizinkan. Itu adalah rangkaian hasil terburuk yang pernah saya lihat," lanjutnya berbicara kepada BBC News.
Logam-logam itu diperkirakan berasal dari elemen pemanas di dalam vape, tetapi tes menunjukkan bahwa mereka sebenarnya ada dalam e-liquid yang dihirup langsung ke paru-paru.
Para ilmuwan juga menemukan senyawa yang disebut karbonil pada tingkat 10 kali lipat dalam vape legal.
Hal ini terurai menjadi bahan kimia seperti formaldehida dan asetaldehida, yang menurut penelitian dapat meningkatkan risiko jenis kanker tertentu, saat e-liquid menghangat.
Dr Salim Khan, kepala departemen kesehatan masyarakat di Universitas Kota Birmingham, mengatakan kepada MailOnline: "Kami tahu ada banyak orang yang membuat vape dan cairan vaping yang melewati peraturan.
Sekarang kita melihat dampaknya. Jika tidak ada peraturan, ada potensi banyak racun berbahaya berakhir di vape dan ini bisa menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan," ujar Dr Khan.
"Sayangnya, penyedia yang menjual vape dan cairan ilegal ini kemungkinan besar tidak menyadari bahaya yang ditimbulkannya karena (mereka) mungkin menganggap (vape) diproduksi sesuai dengan standar kontrol kualitas,"
Dia mencontohkan: "Australia telah membawa peraturan keras untuk melarang produk vaping, kecuali diberikan dengan resep dokter. Langkah ini akan dilihat dengan minat oleh pemerintah lain, terutama jika menghasilkan pengurangan vaping,"
Namun, itu juga dapat memiliki efek buruk, mendorong orang kembali ke produk tembakau.