Kronologi Penipuan Kerja Freelance, Tugasnya Like dan Subscribe YouTube

Ilustrasi platform YouTube.
Sumber :
  • Business Insider

VIVA Tekno - Baru-baru ini Twitter sedang diramaikan kasus seorang wanita yang terkena scam hingga nominal Rp21 juta. Kisah ini berawal dari pekerjaan freelance like dan subscribe video di platform YouTube.

Pada 7 Mei 2023, warganet dengan nama @Giarsyahsyifa mengaku terkena scam online. Dia berpura-pura tidak sadar bahwa dirinya telah tertipu dan masih melakukan komunikasi dengan komplotan penipu.

Meski sudah melapor, tapi polisi belum melakukan tindakan karena harus menunggu selama 14 hari. Syifa Giarsyah tidak ingin ada korban berikutnya. Untuk itu dia menulis utas Twitter.

Penipuan berawal dari chat di WhatsApp untuk menawarkan pekerjaan paruh waktu yang mencatut nama dari Accurate Creative. Korban diminta untuk like dan subscribe saluran YouTube milik mitra dari perusahaan.

"Ibarat naikin traffic akun pakai bot tapi ini real user asli," ujarnya, dikutip VIVA Tekno pada Jumat, 12 Mei 2023.

Setelah itu dia masuk ke dalam grup Telegram yang berisi 300 lebih anggota. Awalnya dia mengaku tidak berminat. Tapi karena grup tersebut sangat ramai, maka dia tergiur untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

"Setiap selesai 3 tugas, rewardnya langsung ditransfer. yauda akhirnya cobain. Malam itu aku ngerjain 3 tugas dan bener di trf 15rb. Lanjut aku ngerjain tugas ke 4 dan 5, tp tugas ke 6 nya bukan like dan subscribe.. ada tugas lain. Namany tugas peningkatan," tulis Syifa.

Tugas berikutnya ini akan meningkatkan pendapatannya, dari semula Rp15.000 menjadi Rp30.000. Meski receh, tapi korban telah hanyut dengan permainan hingga membuatnya lanjut. Belum lagi grup Telegram yang semakin membuatnya yakin.

Pada tugas lanjutan korban diminta untuk menaikan transaction rate di website kripto dengan cara deposit. Nominalnya ditentukan oleh admin dengan pilihan Rp300.000, Rp400.000 dan Rp500.000 dengan keuntungan 20 persen.

Korban awalnya tidak mau jika harus mengeluarkan uang. Tapi dia melihat anggota grup berbondong-bondong melakukan deposit hingga nominal jutaan. Bahkan ada bukti saat mereka mendapat reward.

Pendapatannya tetap mulus sampai pada tugas kedelapan. Lalu di tugas berikutnya Syifa diminta deposit di website kripto yang sebelumnya, calliston-indonesia-ppiz.pages.dev.

"Nominalnya boleh milih, aku pilih yg 2.558jt.
Yang aku rasain disini aku sudah merasa 'oh oke, aman yang kaya kemarin itu ya' padahal nyatanya aku sudah masuk jebakan mereka," imbuhnya.

Tapi setelah transfer deposit, dia dikeluarkan dari grup Telegram yang beranggotakan sekitar 300 orang dan dimasukkan ke dalam grup yang lebih sedikit, hanya 5 orang.

Mereka harus menyelesaikan pekerjaan secara bersama karena jika satu anggota tidak sampai akhir, maka semua deposit akan hangus beserta bonusnya. Tugasnya untuk mengulas dan memberi rating hotel dan resto.

Setelah itu korban harus melakukan deposit lagi sebesar Rp3,7 juta hingga pada tugas terakhir diharuskan deposit Rp14,7 juta. Jadi total deposit dan bonus akan diberikan setelah tugas terakhir selesai.

Tapi nyatanya dikabarkan ada perubahan sistem dan diharuskan deposit minimal Rp30 juta. Syifa mulai sadar bahwa dirinya menjadi korban scam. Singkat cerita korban akhirnya melaporkan apa yang dialami ke polisi dan memblokir sejumlah rekening penipu sambil tetap menjalin komunikasi.

Sampai akhirnya Syifa mendapat penyidik untuk menangani kasusnya karena utas Twitter yang dibuatnya menjadi viral. Hingga artikel ini ditulis, thread-nya sudah di-retweet 12,6 ribu kali dan disukai 21,5 ribu.