Begini Wajah Kecebong Pembunuh yang Pernah Teror Bumi

Crassigyrinus scoticus hidup 330 juta tahun yang lalu.
Sumber :
  • Bob Nicholls 2018

VIVA Tekno – Dengan menyatukan potongan-potongan tengkorak kuno, para ilmuwan telah merekonstruksi wajah hantu dari makhluk 'kecebong' mirip buaya berusia 330 juta tahun.

Penemuan itu membuat ilmuwan tahu seperti apa rupanya dan bagaimana dia hidup. Para ilmuwan telah mengetahui spesies yang punah, Crassigyrinus scoticus, selama satu dekade.

Tetapi, karena semua fosil karnivora purba yang ditemukan hancur parah maka sulit untuk menemukan lebih banyak tentang jati dirinya.

Sekarang, kemajuan dalam pemindaian computed tomography (CT) dan visualisasi 3D telah memungkinkan para peneliti untuk menyatukan kembali fragmen secara digital untuk pertama kalinya, mengungkapkan lebih banyak detail tentang binatang purba itu.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Crassigyrinus scoticus merupakan tetrapoda – hewan berkaki empat yang berkerabat dengan makhluk pertama yang berpindah dari air ke darat.

Tetrapoda mulai muncul di Bumi sekitar 400 juta tahun yang lalu, ketika tetrapoda paling awal mulai berevolusi dari ikan bersirip lobus, menurut situs Live Science, Selasa, 9 Mei 2023.

Namun, tidak seperti kerabatnya, studi sebelumnya telah menemukan Crassigyrinus scoticus adalah hewan air. Hal ini karena nenek moyangnya kembali dari darat ke air, atau karena mereka tidak pernah berhasil mendarat.

Sebaliknya, fauna itu hidup di rawa-rawa batu bara —lahan basah yang selama jutaan tahun akan berubah menjadi simpanan batu bara— di tempat yang sekarang menjadi Skotlandia dan sebagian Amerika Utara.

Penelitian baru yang dilakukan oleh para ilmuwan di University College London, Inggris menunjukkan bahwa hewan tersebut memiliki gigi yang besar dan rahang yang kuat.

Rekonstruksi tengkorak C. scoticus dari fragmen tulang yang hancur

Photo :
  • Laura Porro

Meski namanya berarti 'kecebong tebal', penelitian menunjukkan Crassigyrinus scoticus memiliki tubuh yang relatif rata dan anggota tubuh yang sangat pendek, mirip dengan buaya atau aligator.

"Dalam hidup, Crassigyrinus memiliki panjang sekitar dua hingga tiga meter (6,5 hingga 9,8 kaki), yang cukup besar untuk saat itu," kata penulis studi utama, Laura Porro, seorang dosen biologi sel dan perkembangan di University College London.

Menurutnya, karena akan berperilaku mirip dengan buaya modern, bersembunyi di bawah permukaan air dan menggunakan gigitannya yang kuat untuk menangkap mangsa.

Crassigyrinus scoticus juga diadaptasi untuk berburu mangsa di daerah berawa. Rekonstruksi wajah baru menunjukkan bahwa itu memiliki mata besar untuk melihat di air berlumpur, serta gurat sisi, sistem sensorik yang memungkinkan hewan mendeteksi getaran di dalam air.

Meskipun lebih banyak yang diketahui tentang C. scoticus, para ilmuwan masih dibuat bingung oleh celah di dekat bagian depan moncong hewan tersebut.

Menurut Porro, celah tersebut mungkin mengindikasikan bahwa C. scoticus memiliki indera lain untuk membantunya berburu. Itu mungkin memiliki apa yang disebut organ rostral yang membantu makhluk itu mendeteksi medan listrik, kata Porro.

Alternatifnya, Crassigyrinus scoticus mungkin memiliki organ Jacobson, yang ditemukan pada hewan seperti ular dan membantu mendeteksi bahan kimia yang berbeda.

Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan merekonstruksi C. scoticus dengan tengkorak yang sangat tinggi, mirip dengan belut Moray.

"Namun, ketika saya mencoba meniru bentuk itu dengan permukaan digital dari CT scan, itu tidak berhasil. Tidak mungkin seekor hewan dengan langit-langit mulut yang begitu lebar dan atap tengkorak yang sempit memiliki kepala seperti itu," imbuhnya.