Pemudik Diincar Penjahat 'Gaib' Jelang Idul Fitri

Kendaraan pemudik tujuan Sumatera antre memasuki kapal Roro di Pelabuhan Merak, Banten.
Sumber :
  • ANTARA/Hafidz Mubarak

VIVA Tekno – Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan masyarakat selama Lebaran atau Idul Fitri tahun ini mencapai 123,8 juta orang atau tumbuh 14,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal itu seiring dengan berakhirnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 31 Desember 2022. Banyaknya calon pemudik selama Idul Fitri akan menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat dalam mendapatkan tiket perjalanan serta berpotensi menjadi lahan penjahat dunia maya dalam melancarkan aksinya.

Para penipu online melihat ini sebagai peluang menguntungkan untuk dieksploitasi, terutama melalui social engineering dan phishing.

Menanggapi hal tersebut, Palo Alto Networks berbagi wawasan dan solusi untuk mengatasi peningkatan risiko siber selama periode Hari Raya Idul Fitri.

“Kami telah melihat bagaimana penipu kerap kali memanfaatkan keinginan orang untuk bepergian serta keinginan mereka untuk mudik dengan harga yang terjangkau,” ujar Steven Scheurmann, Regional Vice President ASEAN Palo Alto Networks di Jakarta, Kamis malam, 30 Maret 2023.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa industri travel sangat menarik bagi para penipu karena merupakan sumber data sensitif dan pribadi dalam jumlah besar, termasuk nama pengguna, email, dan kata sandi yang dicuri, serta identitas, pembayaran, dan kontak pelanggan.

Artinya, pemudik maupun perusahaan travel harus sangat berhati-hati. Menurut Steven, beberapa kasus penipuan terkait travel yang paling umum meliputi peniruan domain dan URL berbahaya.

Phishing email/SMS/pesan WhatsApp dimanfaatkan penjahat untuk mengelabui mereka agar mengunduh lampiran atau file APK berbahaya.

Selain itu, pesan-pesan ini juga dapat mengarahkan pengguna agar meng-klik tautan ke laman situs web atau lampiran berbahaya.

Para pelaku ancaman biasanya menggunakan pesan-pesan yang mendesak pengguna, seperti menagih biaya yang belum dibayar atau membangkitkan emosi pengguna.

Ilustrasi arus mudik

Photo :
  • vstory

Kedua, dengan menawarkan layanan 'agen travel bayangan' di mana para penipu akan menawarkan layanan pemesanan perjalanan dengan harga tidak wajar melalui berbagai platform media sosial.

Sementara para wisatawan mentransfer sejumlah uang ke agen travel bayangan, penjahat tersebut kemudian membayar penyedia layanan travel yang sebenarnya, seperti hotel atau maskapai penerbangan, dengan informasi pembayaran yang dicuri.

Karena terdapat jeda waktu dalam pemrosesan pembayaran, penyedia layanan travel baru akan menyadari bahwa mereka telah ditipu ketika melihat transaksi pembayaran setelah beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian.

Palo Alto Networks menyoroti pentingnya mengambil tindakan pencegahan sedini mungkin. Individu perlu berhati-hati saat meng-klik tautan atau lampiran apapun yang terdapat dalam email yang mencurigakan, terutama yang berkaitan dengan pengaturan akun atau informasi pribadi, serta pesan-pesan yang terkesan mendesak.

Masyarakat juga perlu memverifikasi alamat pengirim untuk setiap email yang mencurigakan. Steven menyebut penipuan dan serangan siber dapat memengaruhi baik pemudik atau wisatawan individu, perusahaan travel besar, serta agen dan operator travel kecil.

"Jadi, setiap orang harus tetap waspada dalam menghindari ancaman-ancaman ini. Oleh karena itu, dalam mempersiapkan diri sebelum mudik untuk menikmati kebersamaan dengan sanak saudara, masyarakat perlu tetap waspada dan berhati-hati melindungi diri mereka sendiri,” imbuh Steven.