Nilai Twitter Turun jadi Segini Harganya
- The Verge
VIVA Tekno – Elon Musk telah menawarkan hibah saham kepada karyawanTwitter sebesar US$20 miliar (Rp303 triliun), setengah dari US$44 miliar (Rp668 triliun) nilai yang dia bayarkan untuk platform media sosial, menurut email internal yang dilihat oleh media berita Amerika.
Penilaian yang kurang dari US$44 miliar itu dibayarkan Musk untuk mengakuisisi platform media sosial, menunjukkan adanya penurunan nilai dari Twitter, menurut situs The Star, Senin, 27 Maret 2023.
Miliarder itu pernah mengatakan pada bulan Desember kemarin bahwa Twitter berada di jalur yang tepat untuk mencapai 'titik impas'. Padahal tahun ini pengiklan top telah memangkas pengeluarannnya di Twitter sejak diambil alih Musk.
Akuisisi perusahaan media sosial ini berawal dari Musk yang mempertanyakan komitmen perusahaan untuk kebebasan berbicara. Hal ini menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar situs micro-blogging itu dan memicu kenaikan lebih dari 27 persen harga saham.
Belum genap satu bulan, Elon Musk menawarkan diri untuk membeli Twitter seutuhnya. Dalam pengumuman yang mengejutkan itu, mantan kekasih Grimes bersedia membayar US$54,20 per saham atau Rp778 ribu, sehingga total nilai saham Twitter menjadi US$41 miliar atau Rp588 triliun.
Sebuah laporan mengatakan bahwa tawaran Elon Musk diterima Dewan Twitter pada akhir April. Satu bulan setelah mengumumkan akuisisi Twitter, dia bikin geger dengan menunda pembelian sampai manajemen Twitter memberi rincian jumlah akun spam dan bot di platform burung biru itu.
Jika ia memutuskan untuk membatalkan, maka Musk harus membayar 'biaya putus' sebesar US$1 miliar atau Rp14 triliun. Perusahaan kemudian menuntut Elon Musk yang kemudian juga mendapat perlawanan dari orang terkaya di dunia itu.
Setelah beberapa bulan ricuh dengan Twitter, pada bulan Oktober Elon Musk menyerah, membeli Twitter dengan harga awal yang dia tawarkan. Namun masalah tidak berhenti sampai di situ. Langkah pertama yang dia lakukan adalah melakukan pemecatan terhadap para eksekutif, termasuk CEO Twitter kala itu, Parag Agrawal.
Musk kemudian melakukan PHK massal. Secara global, Twitter yang berbasis di San Francisco, California itu mengurangi jumlah karyawannya sekitar setengah atau 3.700 pekerja.