Menjaga Emas agar Tetap Memukau
- VIVA/Andrew Tito
VIVA Tekno – Hilirisasi menjadi kunci untuk dapat menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi bagi produk emas di mana pada akhirnya berkontribusi positif bagi penopang devisa Indonesia.
Ekspor perhiasan dan emas batangan telah menjadi komoditas nomor wahid yang menopang ekspor non-migas Indonesia saat ini. Hal tersebut menjadi perhatian Direktur Utama Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto.
Ia mengklaim berhasil memperkuat posisi sebagai perusahaan perhiasan emas dan emas batangan paling terintegrasi. Mulai dari industri antara (midstream) hingga industri hilir (downstream) di Indonesia.
Oleh karena itu, Sandra mengaku siap menjadi mitra bagi Pemerintah Indonesia dalam menyukseskan program hilirisasi industri emas.
"Kami optimis aktivitas ekspor berdampak kepada semakin meningkatnya pertumbuhan bisnis perusahaan tahun ini yang ditargetkan mendapat tambahan penjualan sebesar 400-500 kg emas per bulan dari ekspor perhiasan emas berkadar 91,6 persen," kata dia, melalui keterangan resminya, Jumat, 17 Maret 2023.
Menurutnya, nilai komersial atas transaksi ekspor perhiasan emas diestimasikan berkontribusi sebesar US$25 juta hingga US$31 juta (Rp385 miliar-Rp477,4 miliar) per bulan terhadap pendapatan konsolidasi perusahaan.
Hingga pertengahan Maret 2023, Hartadinata Abadi telah membukukan penjualan ekspor perhiasan emas sebesar US$19 juta (hampir Rp300 miliar).
Baru-baru ini, Hartadinata Abadi menyepakati kerja sama dengan Kundan Care Product Ltd untuk ekspor perhiasan emas ke India.
Keberhasilan aktivitas ekspor perseroan merupakan salah satu hasil dukungan penuh dari Bank Negara Indonesia yang menjadi Mandated Lead Arranger & Bookrunner (MLAB) untuk pendanaan sindikasi senilai Rp2,4 triliun pada 27 Desember 2022.
"Pinjaman sindikasi ini tentu jadi pencapaian penting dalam meningkatkan corporate image," ungkap Sandra.